ANALISIS KESULITAN DALAM BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui: (1) tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam Pembelajaran Berbasis Masalah; (2) tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa dalam Pembelajaran Berbasis Masalah; (3) Deskripsi proses jawaban kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam Pembelajaran Berbasis Masalah; (4) Deskripsi proses jawaban kemampuan komunikasi matematis siswa dalam Pembelajaran Berbasis Masalah; (5) Kesulitan proses berpikir kritis matematis siswa dalam pembelajaran berbasis masalah; (6) Kesulitan proses komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Swasta Parulian 3 Medan Kelas VIII-2 yang berjumlah 30 orang, kemudian diangkat subjek wawancara berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis, proses jawaban siswa berdasarkan indicator dan aspek kesalahan.
Adapun hasil penelitian sebagai berikut : (1) Hasil penelitian pada kemampuan berpikir kritis dengan interpretasi tingkat tinggi pada indikator menganalisis sebesar 96,43%, pada indikator mensintesis sebesar 89,3% , pada indikator mengenal dan memecahkan masalah sebesar 85,7% dan pada indikator menyimpulkan sebesar 83%. Pada interpretasi tingkat sedang indikator menganalisis sebesar 88,5%, indikator mensintesis sebesar 72,6%, indikator mengenal dan memecahkan masalah sebesar 65,9% dan indikator menyimpulkan sebesar 55,3%. Pada interpretasi tingkat rendah indikator menganalisis sebesar 55%, indikator mensintesis sebesar 41,9%, indikator menegenal dan memecahkan masalah sebesar 40% dan indikator menyimpulkan sebesar 32,5%. (2) Hasil penelitian pada kemampuan komunikasi matematis dengan interpretasi tingkat tinggi pada indikitor menulis sebesar 97%, pada indikator menggambar sebesar 90,6%, dan pada indikator ekspresi matematika sebesar 87,5%. Pada interpretasi sedang indikator menulis sebesar 73,2%, indikator menggambar sebesar 73,2%, dan indikator ekspresi matematika sebesar 66,5%. Pada interpretasi rendah indikator menulis sebesar 54,4%, indikator menggambar sebesar 40%, dan pada indikator ekspresi matematika 39,4%. (3) Kesulitan dalam berpikir kritis (a) pada kategori tinggi siswa tidak mengalami kesulitan; (b) pada kategori sedang siswa mengalami kesulitan memahami konsep dan mengoperasikan algoritma matematika; (c) pada kategori rendah siswa mengalami kesulitan mensintesiskan ide, siswa kesulitan memahami konsep dan siswa kesulitan prinsip dalam pemecahan masalah. (4) Kesulitan dalam komunikasi matematis (a) Pada kategori tinggi siswa tidak mengalami kesulitan; (b) pada kategori sedang siswa mengalami kesulitan mengoperasikan dan siswa sulit memahami prinsip algoritma matematika; (b) pada kategor rendah siswa mengalami kesulitan mengoperasikan masalah dan kesulitan memahami prinsip matematis.