HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA SD NEGERI 173395 DOLOKSANGGUL HUMBANG HASUNDUTAN

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peran orang tua kepada siswa, (2) mengetahui konsumsi makanan jajanan siswa, (3) hubungan peran orang tua dengan konsumsi makanan jajanan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2017. Lokasi penelitian di Jalan Rumah Sakit Umum Doloksanggul, Humbang Hasundutan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD negeri 173395 Doloksanggul. Jumlah sampel sebanyak 65 orang. Teknik pengumpulan data peran orang tua menggunakan angket dan konsumsi makanan jajanan menggunakan Food Frekuensi yang terdiri dari dua komponen, yairu daftar jenis makanan dan frekuensi konsumsi makanan jajanan. Teknik analisis data yang digunakan adalah data deskriptif dengan uji kecenderungan, uji persyaratan analisis dengan uji normalitas dan uji linearitas dan keberartian persamaan regresi, uji hipotesis dengan uji korelasi Product Moment. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecenderungan peran orang tua adalah kategori cukup sebesar 76,92%, tingkat kecenderungan konsumsi makanan jajanan adalah kategori cukup sebesar 64,61%. Hasil analisis uji normalitas dengan dk=5 pada kedua variabel adalah normal untuk peran orang tua (Lhitung=5,2<Ltabel=11,07), konsumsi makanan jajanan (Lhitung=10,25< Ltabel=11,07). Berdasarkan hasil penelitian yang diuji dengan menggunakan teknik analisis Korelasi Product Moment, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peran orang tua dengan konsumsi makanan jajanan pada siswa SD Negeri 173395 Doloksanggul. Sehingga hipotesis yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan konsumsi makanan jajanan pada siswa diterima. Sedangkan nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,29 menunjukkan korelasi rendah. Dari hasil menunjukkan bahwa hubungan antara peran orang tua dengan konsumsi makanan jajanan pada siswa bersifat negatif dan berbanding terbalik. Artinya semakin tinggi peran orang tua akan diikuti dengan semakin rendah konsumsi makanan jajanan pada siswa dan sebaliknya.