UPACARA SIPAHA LIMA PADA UGAMO MALIM HUTATINGGI SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BUDAYA

Tujuan Penelitian ini yaitu: (1) untuk mengetahui apa itu tradisi Sipaha Lima pada masyarakat Parmalim Hutatinggi; (2) untuk mengetahui Bagaimana proses atau tahap upacara sipaha lima itu di lakukan pada masyarakat ugamo malim Hutatinggi ; (3) Untuk mengetahui Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam upacara sipaha lima yang di lakukan pada masyarakat ugamo malim. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penulis mengunakan teknik pengumpulan data berupa: observasi untuk untuk mengamati secara langsung segala proses-proses yang terjadi didalam upacara Sipaha Lima pada ugamo Malim Hutatinggi. Wawancara untuk mendapatkan informasi secara holistik yaitu satu orang dosen sekaligus budayawan, satu orang ulu punguan , satu orang sekertaris Ugamo Malim Hutatinggi, satu orang budayawan yang juga menulis buku tentang Parmalim dan enam orang masyarakat paramlim yang terlibat dan ikut dalam melaksanakan upacara Sipaha Lima. Dokumentasi untuk penambahan data berupa foto, rekaman, video berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil (1) penejelasan tentang apa itu upacara sipaha lima yaitu upacara pameleon bolon atau upacara persembahan terhadap Debata Mulajadi Nabolon atas hasil panen yang masyarakat Parmalim dapatkan. (2) proses pelaksanaan yang terjadi di dalam upcara Sipaha Lima ada tiga proses yaitu Hari Pertama disebut dengan ritual Parsahadatan, Hari Kedua disebut dengan ritual Pameleon Bolon, Hari Ketiga disebut dengan ritual Manggohi.(3) upacara ini masih kental dengan nilai –nilai yang masih di lestarikan adalah nilai saling meghormati kejujuran dan keikhlasan, nilai gotong royong, nilai spiritual, nilai kepemimpinan, nilai dan karifan lokal, nilai tersebut masih di pegang teguh seperti halnya ketika mereka melakukan upacara Sipaha Lima, sebelum melakukan upacara tersebut umat Malim sangatlah bahagia dan sangat berantusias dengan diadakan upacara tersebut bahkan mereka rela meninggalkan segala sesuatu baik itu pekerjaan maupun hal-hal lainnya hanya demi upacara Sipaha Lima ini.