FILOSOFI BENTUK RUMAH ADAT BATAK TOBA (STUDI DI HUTA SIALLAGAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR)

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui, bentuk dan bagian-bagian rumah adat Batak Toba, fungsi bagian-bagian rumah adat Batak Toba, Filosofi dari setiap bentuk rumah adat Batak Toba. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) dengan teknik pengumpulan data observasi non partisipan (non partisipan observer), wawancara (interview) dan dokumentasi untuk menambah data yang relevan. Informan ditentukan dengan purposive sampling. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah satu orang tokoh adat, satu orang budayawan dan enam orang etnik Batak Toba Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara menyeluruh dari informan yang mengetahui tentang Filosofi rumah adat Batak Toba secara mendalam. Dokumentasi untuk penambahan data berupa tulisan dan foto. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa rumah adat Batak Toba memiliki tiga bagian yaitu bagian atas (banua gijang), sebagai tempat penyembahan kepada sang pencipta yang dilambangkan dengan atap,bagian tengah (banua tonga) sebagai tempat manusia yang dilambangkan dengan lantai dan dinding dan bagian bawah (banua toru) sebagai tempat kematian dilambangkan dengan kolong. Dari setiap bagian-bagian rumah adat Batak Toba memiliki bentuk yang berbeda-beda. Bagian-bagian rumah adat Batak Toba memiliki fungsi saling menopang dan saling mendukung dari setiap bagian-bagian yang ada dirumah adat Batak Toba. Rumah adat Batak Toba memiliki filosofi bentuk yang berbeda-beda dari setiap bagian rumah adat Batak Toba yaitu pertama, Bungkulan pada bagian atas rumah adat Batak Toba melambangkan suatu harapan, cita-cita untuk mencapai tujuan hidup yang diinginkan dalam kehidupan sosial masyarakat Batak Toba. Kedua, rumah adat Batak Toba tidak memiliki kamar namun ruang yang besar dan terbuka pada bagian tengah rumah adat Batak Toba memiliki filosofi yang mengambarkan bahwa kehidupan masyarakat Batak Toba bersifat terbuka atau transparansi. Ketiga, Rumah adat Batak Toba memiliki sebuah tiang yang berada dibagian bawah kolong yang memiliki filosofi bahwa setiap kehidupan masyarakat Batak Toba saling merangkul dan mendukung satu sama lain dalam kehidupan.