PENGARUH IMPLEMENTASI ANIMASI KOMBINASI LKS DALAM TATANAN PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA MATERI SISTEM KOORDINASI KELAS XI PMIA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN SIKAP ILMIAH SISWA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi animasi
kombinasi LKS dalam tatanan pembelajaran discovery terhadap: (1) kemampuan
berpikir tingkat tinggi; (2) keterampilan proses sains; dan (3) sikap ilmiah siswa,
pada materi sistem koordinasi kelas XI PMIA di SMA Negeri 2 Pematangsiantar.
Metode penelitian adalah quasi experiment dengan sampel sebanyak 4 kelas,
menggunakan teknik cluster random sampling. Discovery yang dimaksudkan
tidak berhubungan dengan tipe pembelajaran discovery (guided and free
discovery), melainkan terbatas pada kombinasi terhadap perlakuannya saja, yakni
animasi dan LKS. Kelas XI PMIA1 dibelajarkan dengan pembelajaran discovery 1,
kelas XI PMIA2 dibelajarkan dengan pembelajaran discovery 2, kelas XI PMIA3
dibelajarkan dengan pembelajaran discovery 3, dan kelas XI PMIA5 dibelajarkan
dengan pembelajaran discovery 4. Instrumen yang digunakan adalah tes
kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 25, tes
keterampilan proses sains dalam bentuk uraian berjumlah 18, dan non-tes sikap
ilmiah siswa dalam bentuk angket yang terdiri dari 25 pernyataan. Teknik analisis
data menggunakan Kruskal-Wallis, dengan bantuan program SPSS 21,0. Hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh implementasi animasi kombinasi LKS
dalam tatanan pembelajaran discovery terhadap: (1) kemampuan berpikir tingkat
tinggi (P=0,000); (2) keterampilan proses sains (P=0,000); dan(3) sikap ilmiah
(P= 0,010). Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dibelajarkan dengan
pembelajaran discovery 1 (69,30±11,43) tidak berbeda secara signifikan dengan
discovery 2 (70,55±11,01)(P=0,224), dan tidak berbeda secara signifikan dengan
discovery 3 (69,12±12,04)(P=0,721), namun berbeda secara signifikan dengan
discovery 4 (55,02±18,71) (P=0,000). Keterampilan proses sains yang
dibelajarkan dengan pembelajaran discovery 1 (42,60±16,76) berbeda secara
signifikan dengan discovery 2 (59,02±13,30) (P=0,000), dan berbeda secara
signifikan dengan discovery 3 (33,91±11,27) (P=0,030), serta berbeda secara
signifikan dengan discovery 4 (32,61±16,10) (P=0,006). Sikap ilmiah yang
dibelajarkan dengan pembelajaran discovery 1 (75,05±5,71) tidak berbeda secara
signifikan dengan discovery 2 (78,60±6,85) (P=0,008), dan tidak berbeda secara
signifikan yang dibelajarkan dengan discovery 3 (73,35±7,80) (P=0,439) serta
tidak berbeda secara signifikan dengan discovery 4 (76,34±6,29) (P=0,415).
Tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat
menerapkan animasi kombinasi LKS dalam tatanan pembelajaran discovery pada
materi sistem koordinasi dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi, keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa.