PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CERITA RAKYAT BERBASIS SOSIOKULTURAL MANDAILING BAGI KELAS X MA NEGERI 2 MODEL PADANGSIDIMPUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengembangan bahan ajar cerita rakyat berbasis sosiokultural pada siswa kelas X MA Negeri 2 Model Padangsidimpuan. Bahan ajar yang dikembangkan berbentuk modul. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan berdasarkan model pengembangan dari Borg and Gall. Dengan subjek terdiri dari ahli materi, ahli desain, guru bahasa indonesia, dan siswa kelas X Ma Negeri 2 Model Padangsidimpuan . Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Nilai-nilai sosiokultural yang terdapat dalam cerita rakyat Sampuraga dan Si Baroar meliputi, (a) nilai religius, (b) nilai gotong royong, (c) nilai persatuan-kesatuan, (d) nilai perjuangan, dan (e) nilai budaya. (2) Validasi dari ahli materi meliputi kelayakan isi memperoleh 93,38% pada kategori “sangat baik”, perolehan kelayakan penyajian 95,19% pada kategori “sangat baik”, dan perolehan kelayakan bahasa 94,23% pada kategori “sangat baik”. Validasi dari ahli desain dengan rata-rata 82,91% dengan kriteria “baik”. Respon guru secara keseluruhan dengan rata-rata 91,66% pada kriteria “sangat baik”. Uji coba perorangan dengan persentase rata-rata 71,6% dengan kriteria “cukup baik”. Uji coba kelompok kecil dengan persentase rata-rata 84,72% dengan kriteria “baik”, dan Uji lapangan terbatas dengan persentase rata-rata 91,60% dengan kriteria “sangat baik”. (3) Hasil belajar menulis kembali cerita rakyat sebelum menggunakan modul memperoleh 61,87%, sedangkan hasil belajar tes menulis kembali cerita rakyat setelah menggunakan modul memperoleh 81,40%. Selisih yang diperoleh 19,53% dari sebelum dan sesudah menggunakan modul. Hal ini membuktikan bahwa bahan ajar cerita rakyat berbasis sosiokultural meningkat. Penelitian ini memiliki implikasi yaitu bahan ajar yang dikembangkan akan memberikan sumbangan praktis terutama dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Bagi guru sebagai bahan ajar tambahan untuk memberi kemudahan pada materi cerita rakyat yang dapat di ajarkan secara mandiri maupun klasikal. Selanjutnya bagi siswa meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam kegiatan menulis kembali cerita rakyat dengan kandungan nilai sosiokultural di dalamnya yang berkaitan dengan penanaman nilai sosiokultural didalam bahan ajar berupa modul cerita rakyat.