Nasution, Meirina Inanta (2006) PERANAN SOSIAL POLITIK PEREMPUAN DALAM KONSEP BUDAYA MANDAILING YANG BERAGAMA ISLAM DI KOTA MEDAN (STUDI GENDER DALAM PERSPEKTIF BUDAYA MANDAILING YANG BERAGAMA ISLAM DALAM MEMANDANG PEREMPUAN SEBAGAI PEMIMPIN). Masters thesis, UNIMED.
1. 025050076 Kata Pengantar.pdf - Published Version
Download (691kB) | Preview
2. 025050076 Abstrak.pdf - Published Version
Download (141kB) | Preview
3. 025050076 Daftar Isi.pdf - Published Version
Download (116kB) | Preview
4. 025050076 Bab I.pdf - Published Version
Download (3MB) | Preview
5. 025050076 Bab V.pdf - Published Version
Download (537kB) | Preview
6. 025050076 Daftar Pustaka.pdf - Published Version
Download (213kB) | Preview
Abstract
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan dan menganalisis tentang bagaimana perspektif budaya Mandailing yang beragama Islam dalam memandang perempuan Mandailing sebagai pemimpin dari sudut pandang masyarakat Pemko Medan, tokoh masyarakat, dan tokoh adat Mandailing.Untuk memperoleh analisis data, dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Adapun informasi dalam penelitian ini adalah pemimpin Pemko Medan yang berjumlah 4 orang; tokoh masyarakat berjumlah 4 orang dan tokoh Adat berjumlah 2 orang, maka jumlah keseluruhan informan sebanyak 10 orang.Dalam penelitian ini, penulis melihat bahwa kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan yang tidak terlepas dari budaya Mandailing tidak membeda-bedakan antara keduanya baik dalam kepemimpinan, posisi sosial, prilaku sosial dan tanggung jawab sosial dalam suatu lembaga di Pemko Medan.Sekalipun dalam keluarga suku Mandailing di Pemko Medan yang masih kental dengan adat istiadatnya, namun masalah kesempatan kerja bagi perempuan sangatlah terbuka luas dalam masalah sosial dan ekonomi keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peran perempuan Mandailing yang bekerja dan berkarir dalam menambah pendapatan keluarga di Pemko Medan.Dalam adat Mandailing yang masih kental, namun perubahan telah terjadi, maka hams dituntut berfikir rasional dan modem. Secara pelan-pelan budaya Mandailing yang sifatnya ortodox (seperti perempuan yang harus berada di rumah saja) mulai berubah. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya tokoh masyarakat, dan tokoh adat mendukung kesetaraan gender, begitu pula halnya para orang tua yang juga tidak membeda-bedakan antara perempuan dan laki-laki.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | 305.1 Nas p |
Keywords: | Suku Mandailing; Hukum Adat; Politik |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN301 Ethnology. Social and cultural anthropology G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN357 Culture and cultural processes |
Divisions: | Program Pasca Sarjana > Antropologi Sosial |
Depositing User: | Mrs Elsya Fitri Utami |
Date Deposited: | 09 Apr 2016 08:13 |
Last Modified: | 16 Jun 2016 02:25 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/2547 |