Fadilla, Iki (2015) GAYA BERBUSANA BANGSAWAN KESULTANAN SERDANG DI ERA KOLONIAL BELANDA. Undergraduate thesis, UNIMED.
COVER SKRIPSI.pdf - Published Version
Download (53kB) | Preview
LEMBAR PENGESAHAN.pdf - Published Version
Download (169kB) | Preview
ABSTRAK.pdf - Published Version
Download (90kB) | Preview
KATA PENGANTAR IKI.pdf - Published Version
Download (170kB) | Preview
DAFTAR ISI.pdf - Published Version
Download (94kB) | Preview
DAFTAR TABEL.pdf - Published Version
Download (44kB) | Preview
DAFTAR GAMBAR.pdf - Published Version
Download (45kB) | Preview
BAB I.pdf - Published Version
Download (261kB) | Preview
BAB V.pdf - Published Version
Download (94kB) | Preview
Daftar Pustaka.pdf - Published Version
Download (95kB) | Preview
Abstract
Kesultanan Serdang didirikan pada abad ke-18 sebagai pecahan dari kesultanan Deli. Padaakhir abad ke-19, terjadi pembukaan lahan perkebunan tembakau yang dipelopori olehpengusaha asal Belanda Jacob Nienhuys. Hal ini tentu saja berdampak kepada kesultananSerdang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya busana para bangsawan Serdang diera kolonial dan pengaruh perubahan gaya busana terhadap identitas dan status parabangsawan. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis mengumpulkan data denganmenggunakan metode studi pustaka.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sendisendikehidupan kesultanan Serdang mengalami perubahan.Terjadi perubahan terhadap gayahidup para bangsawan. Berkat kekayaan yang dimiliki oleh Sultan dan bangsawan, merekatelah mampu mengadopsi cara-cara kehidupan Barat. Terjadi proses pembaratan di Serdang.Kesenian, hiburan dan gaya busana mendapat pengaruh yang cukup besar. Penggunaanpakaian modern (setelan Kemeja, Jas, Pentalon/celana panjang beresleting, Dasi dan Sepatu)digunakan pada saat acara publik, dan pakaian adat dikenakan saat acara-acara tertentuseperti upacara adat dan acara perkawinan. Pakaian yang mencerminkan kehormatan bagipemakainya ini untuk dekade masuknya pemerintah kolonial, kemudian terjadi pergeseranmakna yang begitu mencolok. Arti pakaian pada dekade ini bukan hanya untuk menutupiaurat maupun kehormatan, melainkan lebih mencerminkan kepada status dan identitaspemakainya kepada lingkungan sosial. Gaya busana mereka juga menjadi media efektif untukmenunjukkan status, kedudukan, kekuasaan, gaya hidup, dan jenis kelamin. Selain itu, telahterjadi stratifikasi sosial oleh penguasa kerajaan. Stratifikasi yang sudah ada sebelumkedatangan pejabat Kolonial Hindia Belanda. Orang Eropa hanya mempertegas suatu gerakyang telah dimulai melalui jalan-jalan lain. Mereka datang dengan membawa kebudayaanBarat mereka. Penguasa pribumi telah menciptakan jurangnya sendiri.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | SK-2015 SJRH 013 |
Keywords: | bangsawan; gaya busana; status sosial |
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN537 Ethnic groups and races |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | Mrs Cecilia Tampubolon |
Date Deposited: | 02 Sep 2016 04:13 |
Last Modified: | 14 Oct 2016 01:51 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/18466 |