STUDI BENTUK KERAJINAN BAHAN KARUNG GONI KARYA SUKIRNO DI BENGKEL KERAMAS MEDAN SUNGGAL KELURAHAN TANJUNG REJO

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah dan bentuk yang ada pada tampilan visual dari kerajinan bahan karung goni yang dihasilkan Sukirno pada periode waktu dari Mei sampai dengan Juni 2014.Pada bahasan ini penulis melakukan observasi langsung terhadap karya-karya, dan melakukan wawancara kepada pengrajin di tempat penilitian berlangsungyang berada di Bengkel Keramas.Setelah dilakukan observasi dan wawancara maka diperoleh informasi data tentang jumlah karya kerajinan yang mampu dihasilkan yaitu sebanyak 200 buah.Dari jumlah tersebut terdapat tiga kategori bentuk yang dihasilkan diantaranya adalah kerajinan bahan karung goni miniatur manusia, kerajinan bahan karung goni miniatur benda, dan kerajinan bahan karung goni benda pakai.Dari ketiga kategori bentuk tersebut diambil masing-masing 7 karya agar dapat memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu sebanyak 20 karya. Dari jumlah keseluruhan karya yang dihasilkan yaitu sebanyak 200 karya, terdapat karya kerajinan bahan karung goni miniatur manusia sebanyak 50%, karya kerajinan bahan karung goni miniatur benda sebanyak 30%, sedangkan karya kerajinan bahan karung goni benda pakai sebanyak 20%. Maka dari data presentase tersebut dapat disimpulkan bahwa kerajinan bahan karung goni miniatur manusia menjadi karya yang paling banyak dihasilkan sedangkan karya kerajinan bahan karung goni benda pakai menjadi karya yang paling sedikit dihasilkan pada periode bulan Mei sampai Juni 2014. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap bentuk-bentuk yang ditampilkan dari tampilan visual seluruh hasil karya Sukirno dan juga berdasarkan hasil temuan pada penelitian menunjukkan bahwa pada bentuk yang ditampilkan dari karya Sukirno masih banyak terdapat bentuk-bentuk yang tidak sesuai dengan bentuk anatomi dan proporsi dari bentuk yang ditiru khususnya pada karya-karya kerajinan bahan karung goni miniatur manusia sehingga membuat bentuknya secara keseluruhan menjadi tidak proporsional. Mengatasi kelemahan atau kekurangan yang ada maka pengrajin perlu menambah pemahaman lebih dalam lagi mengenai anatomi dan proporsi bentuk yang berguna untuk pengrajin agar dapat menghasilkan bentuk-bentuk yang lebih baik lagi.