Perkembangan Bioskop Di Kota Medan (1995-2015)

Lubis, Habibah (2021) Perkembangan Bioskop Di Kota Medan (1995-2015). Undergraduate thesis, UNIMED.

[thumbnail of 1. NIM. 3143321015 COVER.pdf]
Preview
Text
1. NIM. 3143321015 COVER.pdf - Published Version

Download (219kB) | Preview
[thumbnail of 2. NIM. 3143321015 APPROVAL SHEET.pdf]
Preview
Text
2. NIM. 3143321015 APPROVAL SHEET.pdf - Published Version

Download (142kB) | Preview
[thumbnail of 3. NIM. 3143321015 ABSTRACT.pdf]
Preview
Text
3. NIM. 3143321015 ABSTRACT.pdf - Published Version

Download (224kB) | Preview
[thumbnail of 4. NIM. 3143321015 PREFACE.pdf]
Preview
Text
4. NIM. 3143321015 PREFACE.pdf - Published Version

Download (316kB) | Preview
[thumbnail of 5. NIM. 3143321015 TABLE OF CONTENT.pdf]
Preview
Text
5. NIM. 3143321015 TABLE OF CONTENT.pdf - Published Version

Download (158kB) | Preview
[thumbnail of 6. NIM. 3143321015 CHAPTER I.pdf]
Preview
Text
6. NIM. 3143321015 CHAPTER I.pdf - Published Version

Download (177kB) | Preview
[thumbnail of 10. NIM. 3143321015 CHAPTER V.pdf]
Preview
Text
10. NIM. 3143321015 CHAPTER V.pdf - Published Version

Download (191kB) | Preview
[thumbnail of 11. NIM. 3143321015 BIBLIOGRAPHY.pdf]
Preview
Text
11. NIM. 3143321015 BIBLIOGRAPHY.pdf - Published Version

Download (255kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi dan peranan bioskop bagi masyarakat di kota Medan. Bioskop merupakan salah satu istilah untuk menyebut bangunan tempat dilaksanakannya pemutaran film.Istilah bioskop lebih lazim digunakan di Indonesia dibanding movie theatre dan cinema karena istilah tersebut yang pertama kali dikenalkan Belanda dan India sebagai pihak pelopor bioskop di Indonesia.Setiap istilah mewakili penekanan yang berbeda. Bioskop pertama di Indonesia berdiri pada Desember 1900, di Jl Tanah Abang I, Jakarta Pusat, karcis kelas I harganya dua gulden (perak) dan harga karcis kelas dua setengah perak. Bioskop zaman dulu bermula di sekitar Lapangan Gambir (kini Monas). Bangunan bioskop masa itu menyerupai bangsal dengan dinding dari gedek dan beratapkan kaleng/seng. Setelah selesai pemutaran film, bioskop itu kemudian dibawa keliling ke kota yang lain. Bioskop ini di kenal dengan nama Talbot (nama dari pengusaha bioskop tersebut). Dalam perjalanannya, keberadaan bioskop sebagai sarana hiburan bagi masyarakat mulai menyebar ke kotakota di beberapa daerah termasuk Medan. Sejak akhir abad ke-19, bioskop mulai menghiasi hiburan masyarakat Medan. Pada awalnya, kehadiran bioskop hanya bisa dinikmati oleh kalangan elite, seperti para Meneer (Tuan Eropa), pejabat pemerintahan, keluarga dari bangsa Eropa, dan Vreemde Oosterlingen (orang Timur Asing). Selain itu, bioskop juga dijadikan tempat bertemu para keluarga bangsawan perkebunan yang ada di Kota Medan. Takluknya Belanda kepada Jepang tahun 1942 yang menyudahi kekuasannya di Hindia-Belanda, juga berdampak terhadap peraturan terkait industri perfilman. Pada masa pendudukan Jepang, sensor terhadap film semakin diperketat. Penguasa Militer Jepang, membuat sebuah aturan yang menyatakan semua pembuatan film di Hindia-Belanda harus dikoordinasikan dengan lembaga sensor film milik Jepang, bernama Nichi’ei (Jauhari, 2013). Film yang mendapat label lulus sensor memiliki kriteria seperti: tidak mengandung unsur budaya Barat, berisi semangat kebangsaan, kebahagian, sopan santun. Film-film yang paling sering diproduksi adalah film-film yang dibuat untuk tujuan propaganda. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dengan menerapkan penelitian Pustaka (Library Research) yang bertujuan untuk mendapatkan sejarah yang diinterpretasikan menjadi Historiografi Sejarah. Berdasarkan sumber informasi yang relevan dengan penelitian. Data yang diperoleh dikelompokkan melalui Verifikasi dan Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi (menyusun hasil-hasil penelitian berdasarkan fakta) menjadi naskah laporan penelitian. Dari hasil penelitian, dapatlah diketahui Dari panjangnya perjalanan sejarah Bioskop dari Perancis, masuk ke Indonesia sampai ke Medan. Bioskop dan industri perfilman sudah melewati berbagai macam tantangan zaman, dan masih tetap eksis sampai sekarang. Kehadiran bioskop dengan segala fasilitas serta kemajuan teknologinya, tetap menjadikannya sebuah tempat hiburan yang informasi bagi masyarakat. Bioskop hadir sebagai penggerak roda ekonomi, budaya, dan pendidikan yang luar biasa. Selain berguna sebagai sarana hiburan, bioskop juga menyumbang andil yang banyak untuk kemajuan pembangunan sebuah daerah. Terakhir, dengan adanya bioskop pola pikir masyarakat semakin luas dan berkembang.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: 2021-SJRH-074
Keywords: Bioskop; Film; Lembaga Sensor Film; Budaya Barat
Subjects: C Auxiliary Sciences of History > CB History of civilization
P Language and Literature > PN Literature (General) > PN1993 Motion Pictures
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sejarah
Depositing User: Mrs Siti Nurbaidah
Date Deposited: 11 Jan 2022 03:30
Last Modified: 11 Jan 2022 03:30
URI: https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/44416

Actions (login required)

View Item
View Item