Analisis Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif dan Gaya Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 112238 Sepadan Jaya Kabupaten Labuhan Batu Selatan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) Kemampuan berpikir kritis siswa. (2) Kemampuan kreativitas siswa. (3) Gaya belajar siswa kelas IVA SDN 112238 Sepadan Jaya tahun ajaran 2020/2021 pada pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif anallitik. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 112238 Sepadan Jaya tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 21 siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan gaya belajar siswa yang meliputi visual, auditorial dan kinestetik. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan teknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kelas IV SDN 112238 Sepadan Jaya tahun ajaran 2020/2021 pada pelajaran Bahasa Indonesia memiliki : (1) Rata-rata kemampuan berpikir kritis didominasi oleh kategori berpikir kritis. Dari hasil analisis diketahui siswa dengan tingkat berpikir kritis sebanyak 10 siswa atau sekitar 47,6 %, cukup kritis sebanyak 6 orang atau sekitar 28,6 % dan kurang kritis sebanyak 5 orang atau 23,8 %. (2) Rata-rata kemampuan berpikir kreatif didominasi oleh kategori cukup kreatif. Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif verbal dengan kategori cukup kreatif sebanyak 10 siswa atau sekitar 47,6 %. Sedangkan siswa dengan kategori kreatif sebanyak 7 siswa atau sekitar 33,33 %, dan kategori kurang kreatif sebanyak 4 siswa atau sekitar 19 %. (3) Mayoritas gaya belajar siswa adalah gaya belajar kinestetik. Siswa memiliki kecenderungan pada salah satu gaya belajar visual, auditori atau kinestetik. Rata-rata siswa memiliki kecenderungan pada gaya belajar dari 21 siswa, yaitu terdapat 7 siswa atau 33,33% dengan gaya belajar visual, 3 siswa atau 14,28% dengan gaya belajar auditori, dan 11 siswa atau 52,38 % dengan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang paling baik karena mampu melatih siswa dalam berpikir kritis dan mengembangkan kreativitas verbalnya. Diharapkan kepada guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, guru tidak hanya sekedar mengajar metode ceramah dan menunjukkan gambar, namun sebaiknya siswa lebih banyak terlibat dalam proses kegiatan pembelajaran dan memberi kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan belajar sendiri dengan pengawasan dan bimbingan dari guru.