STUDI KOMPARATIF TARI SERAMPANG XII DI INDONESIA DENGAN TARI SERAMPANG XII DI SINGAPURA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang terjadi pada Tari Serampang XII di Indonesia dan di Singapura. Dilihat dari Gerak yang masing – masing memiliki ciri khas serta gaya yang menunjukkan suatu identitas dari wilayah itu sendiri.
Penulis menggunakan landasan Teoritis untuk menjelaskan dan menguatkan tentang judul Studi Komparatif Tari Serampang XII di Indonesia dengan Tari Serampang XII di Singapura dengan menggunakan teori Studi Komparatif, teori gerak tari serta teori gaya tari.
Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yang meliputi beberapa aspek yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Penelitian dilaksanakan di lantai dua progam studi Pendidikan Tari, Universitas Negeri Medan dan di sanggar Attrians Dance Singapore di Singapura. Penelitian dilakukan di lantai dua program Pendidikan Tari, Universitas Negeri Medan beralamat jalan Willem Iskandar pasar V Medan, 20221 dan di Sanggar Attrians Dance Singapore tepatnya di jalan BlK II, Upper Boon Keng Road Singapore, 380011. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2016 hingga Mei 2017. Populasi dan sampel terdiri dari dua seniman tari dari Medan, Indonesia dan 2 Seniman tari dari Singapura serta sepasang mahasiswa Universitas Negeri Medan dan sepasang penari sanggar Attrians Dance Singapore.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Tari Serampang XII menyebar luas ke seluruh wilayah di dalam maupun di luar negeri sehingga adanya perbedaan gerak serta gaya tari Serampang XII. Dari gerak tangan, kepala ,kaki dan wirasa serta wirama yang di satukan menjadi suatu gaya tari yang menjadi ciri khas atau sebuah identitas. Dilihat pada ragam dua, saat tangan melenggang, sepasang penari dari Indonesia membagikan tenaga yang berbeda, yang menunjukkan kegagahan dengan posisi jemari di genggam (Muda) dan kelembutan posisi jemari Jumput (Mudi). Berbeda dengan posisi Jemari terbuka dan sedikit diberi tenaga saat Melenggang dan tidak ada perbedaan antara keduanya. Ruang yang digunakan juga berbeda pada saat tersipu malu posisi jarak antara lengan dengan badan lebih luas 45o dibandingkan jarak 90o antara lengan dengan badan Singapura. Begitu juga tempo yang digunakan Indonesia lebih cepat dibandingkan dengan Singapura yang memiliki tempo sedang