PERANAN ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN DALAM TARI TOPENGGUNDALA-GUNDALA SEBERAYA DI DESA SEBERAYA KECAMATAN TIGA PANAH KABUPATEN KARO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Ansambel gendang lima Sendalanen Dalam Tari Topeng Gundala-gundala Seberaya Di Desa Seberaya serta bagaimana proses yang dilaksanakan dalam ritual memanggil hujan turun di desa Seberaya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan gendang lima sendalanen, mengetahui apa saja jenis-jenis instrument ansambel gendang lima sendalanen dan untuk mengetahui tata cara penyajian tari topeng Gundala-gundalaSeberaya.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, berupa observasi Lapangan, wawancara, audio video, visual (pemotretan), studi kepustakaan.Tari topeng Gundala-gundalaSeberaya tidak akan bisa terlaksana jika tidak diiringi oleh ansambel gendang lima sendalanen, karena dengan alunan melodi ansambel gendang lima sendalanen bunyinya mempunyai suasana yang sakral dan magic. Ansambel gendang lima sendalanen bukan hanya berperan sebagai musik pengiring tetapi juga sebagai identiti pada suku karo. Ini disebabkan karena ansambel gendang lima sendalanen merupakan warisan dari nenek moyang. Tari topeng Gundala-gundalaSeberaya ini diiringidengan gendang lima sendalane, yang terdiri dari Sarunefungsinya sebagai pembawa melodi utama dalam gendang lima sendalanen. Peranan sarune dalam mengiringi tari topeng Gundala-gundalaSeberaya adalah sebagai pemacu semangat terhadap tari topeng Gundala-gundalaSeberaya.Gendang,peranan gendang adalah untuk menciptakan gerakan terhadap penari, dijelaskan bahwa improvisasi gerak tari topeng Gundala-gundalaSeberaya muncul dari irama iringan atau iringan gendang.Gung dan penganak, peranan gung dan penganak adalah sebagai pembatas gerak dari pada penari.Tari topeng Gundala-gundalaSeberaya tidak hanya dipertunjukkan untuk memanggil hujan turun, tetapi dipertunjukkan juga pada saat menyambut pejabat pemerintahan/ orang-orang penting yang berkunjung ke Tanah Karo, memperingati kemardekaan RI, untuk memeriahkan pesta buah yang dilaksanakan setahun sekali oleh masyarakat Karo