HUBUNGAN PEMBERIAN REINFORCEMENT DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI KELAS V SD NEGERI NO. 101771 TEMBUNG

Masalah utama dalam penelitian ini adalah adakah hubungan pemberian Reinforcement dengan motivasi belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian Reinforcement dengan motivasi belajar siswa di kelas V SD Negeri No. 101771 Tembung.
Reinforcement (penguatan) adalah suatu respon baik berupa verbal maupun non-verbal, yang diberikan terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan keinginan untuk mengulangi tingkah laku tersebut kembali. Motivasi belajar siswa adalah daya penggerak dari dalam maupun luar diri siswa yang melakukan kegiatan belajar untuk menghasilkan perubahan tingkah laku belajar yang baru demi tercapainya tujuan belajar siswa tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan metode kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri No. 101771 Tembung dengan populasi sebanyak 50 orang dan sampel diambil dari keseluruhan populasi (total sampling) yaitu 50 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup dari masing-masing variabel dengan menggunakan skala likert. Pengujian analisis data yang digunakan adalah uji korelasi product moment dan uji keberartian hipotesis.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh gambaran pemberian reinforcement secara verbal pada kategori sangat baik (mean = 3,4), secara non verbal pada kategori baik (mean = 3,01). Motivasi belajar siswa dalam aspek tekun dan ulet berada pada kategori baik (mean = 3,23), aspek minat yang tinggi juga berada pada kategori baik (mean = 3,12), pada aspek mandiri berada pada kategori baik (mean = 3,22) dan aspek hasrat juga pada kategori baik (mean = 3,04). Hasil analisis korelasi antara pemberian reinforcement dengan motivasi belajar siswa diperoleh nilai korelasi 0,743. Dengan membandingkan nilai korelasi dengan rtabel α = 0,05 (0.284) maka terdapat korelasi dengan arah positif. Uji hipotesis dengan uji t diperoleh nilai 7,68 dan dengan membandingkan kepada nilai ttabel α = 0,05 (1,67) maka hipotesis dapat diterima, ini berarti terdapat hubungan yang positif antara pemberian reinforcement dengan motivasi belajar siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik pemberian reinforcement (penguatan), maka semakin baik motivasi belajar siswa.