Analisis Kemampuan Menghias Dengan Teknik Sulam Fantasi Pada Siswa Kelas XI Tata Busana SMK Negeri 8 Medan

Dalam pembuatan sulaman fantasi, terdapat beberapa masalah yang sering terjadi, diantaranya beberapa siswa masih kurang mampu dalam menyesuaikan peletakan motif pada benda yang akan dihias, siswa kurang mampu dalam menentukan warna yang serasi dan harmonis, siswa kurang rapi dalam menerapkan tusuk hias, kurangnya kemampuan dalam menentukan jenis tusuk hias yang akan digunakan, kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan warna benang, serta kurangnya kemampuan siswa dalam menjaga kebersihan sulaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kemampuan siswa dalam peletakan motif pada benda yang akan dihias, (2) kemampuan siswa dalam menentukan kombinasi warna benang agar terlihat serasi dan harmonis, (3) kemampuan siswa dalam memilih jenis-jenis tusuk hias yang akan digunakan, (4) kemampuan siswa dalam menerapkan tusuk hias yang rapi dan rapat serta kemampuan siswa menjaga kebersihan sulaman. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Tata Busana SMKN 8 Medan dengan jumlah 171 orang siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik acak yang dipilih secara random, dimana sampel yang dipilih merupakan kelas XI Tata Busana 2 yang berjumlah 33 orang siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan yang di amati oleh 5 orang pengamat dengan kisi-kisi penilaian yang terdiri dari 13 indikator. Hasil kemampuan menghias dengan teknik sulam fantasi pada siswa kelas XI Tata Busana SMKN 8 Medan diperoleh sebanyak 53,71% siswa memiliki kemampuan sangat baik, 27,73% siswa dalam kategori baik, 5,1% siswa dalam kategori cukup, dan 0,92% kemampuan siswa dalam kategori kurang. Ini menjelaskan bahwa sebagian besar siswa kelas XI Tata Busana SMKN 8 Medan sudah memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menghias dengan teknik sulam fantasi. Hal ini dapat dilihat dari 13 indikator penilaian berupa menerapkan peletakan motif bunga bagian tengah dari garis leher blus, peletakan sulaman dari bahu, penggunaan tusuk hias, ketebalan benang, penggunaan warna benang, penerapan tusuk pipih, tusuk rantai, tusuk batang, tusuk tikam jejak, penyelesaian akhir sulaman, kerapian hasil sulaman, penyelesaian sulaman bagian belakang dan kebersihan kain. Jika dilihat dari 13 aspek penilaian, kemampuan tertinggi terdapat pada aspek penerapan ketebalan benang dengan rata-rata nilai 95,1 dan kemampuan meletakkan motif bagian tengah dari garis leher blus dengan nilai rata-rata 92,6.