IDENTIFIKASI BATUAN BAWAH PERMUKAAN AIR SODA PARBUBU DI KECAMATAN TARUTUNG MENGGUNAKAN METODE HVSR DAN GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DAN WENNER-ALPHA

Air soda di Parbubu merupakan salah satu dari dua sumber air soda alami di dunia, selain di Venezuela yang dikenal karena memiliki sifat yang unik, menghasilkan gelembung gas yang terbentuk secara alami. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui jenis batuan bawah permukaan yang mempengaruhi terbentuknya air soda Parbubu menggunakan metode HVSR dan metode geolistrik konfigurasi Schlumberger dan Wenner-Alpha. Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) menggunakan data mikrotremor yang diambil dengan alat seismograf portabel digitizer Q8. Pengolahan data menggunakan software geopsy. Metode geolistrik menggunakan alat geolistrik ARES-G4 v4.7 menghasilkan nilai resistivitas semu. Pengolahan data menggunakan software Res2Dinv. Metode HVSR menghasilkan nilai frekuensi dominan (f0) 6,68379 Hz, nilai amplifikasi (A0) 2,78569 dan kecepatan gelombang geser (VS) disusun dengan nilai 278 m/s, 812 m/s dan 1523 m/s yang menunjukkan zona transisi antara lapisan batuan keras dan sedimen sedang. Metode geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger dan Wenner-Alpha menginterpretasikan lapisan bawah permukaan disusun oleh batuan lempung atau aluvium (2– 62 Ωm), tufa vulkanik (23 – 76 Ωm), breksi dan batu gamping (78 - 574 Ωm). Hasil identifikasi batuan bawah permukaan air soda Parbubu di kecamatan Tarutung menggunakan metode HVSR dan geolistrik konfigurasi Schlumberger dan Wenner-Alpha memperlihatkan kondisi bawah permukaan terdiri dari batuan aluvium yang tergolong sedimen sedang, tufa vulkanik tergolong batuan, breksi dan batu gamping yang tergolong batuan keras.