IDENTIFIKASI STRUKTUR BATUAN PASCALONGSOR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DI KECAMATAN MEREK, KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA

Kabupaten Karo merupakan daerah yang termasuk rawan terjadinya bencana longsor. Ada 15 kecamatan di Kabupaten Karo yang memiliki potensi gerakan tanah, salah satunya adalah Kecamatan Merek. Kecamatan Merek berpotensi terkena tanah longsor karena merupakan daerah perbukitan terjal dimana berada pada ketinggian sekitar 920-1620 meter diatas permukaan laut. Untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari tanah longsor dilakukan penelitian mengenai identifikasi struktur batuan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Wenner-Schlumberger di Kecamatan Merek. Analisis faktor lingkungan pemicu terjadinya tanah longsor dilakukan menggunakan Arcgis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan struktur batuan, jenis batuan, nilai resistivitas, kontur penampang 2D menggunakan software Res2DinV, kedalaman bidang gelincir, dan faktor pemicu terjadinya tanah longsor. Penelitian ini diawali dengan menentukan jumlah lintasan sebanyak tiga lintasan, panjang lintasan 75 meter, pengukuran nilai resistivitas dan analisis faktor lingkungan. Hasil dari penampang 2 dimensi menunjukkan bahwa struktur batuan kecamatan Merek yaitu terdiri dari alluvium, batuan pasir, dan batu gamping. Titik longsoran lintasan 1 terletak pada kedalaman 1,25 - 6,38 meter, pada lintasan 2 terletak pada kedalaman 1,25 - 2,25 meter. Sedangkan lintasan 3 terletak pada kedalaman 1,25 - 3,10 meter. Tipe longsoran ini yaitu longsoran rotasi dan translasi. Data curah hujan yang di hasilkan yaitu curah hujan dengan intensitas sangat tinggi, kemudian data kemiringan lereng hasilnya curam hingga sangat curam, dan data penggunaan lahan yaitu hutan, lahan kering sekunder, pertanian lahan kering, belukar, badan air, pemukiman, sawah.