Analisis Wacana Post Truth Tentang Sejarah Kartini

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan post truth sejarah Kartini yang diciptakan Belanda, menjelaskan bagaimana riwayat hidup Kartini, dan untuk mengetahui bagaimana dampak post truth sejarah Kartini dalam pendidikan dan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini meliputi beberapa tahapan yaitu Heuristik, kritik, interpretasi, dan histriografi yang didukung dengan
studi kepustakaan (Library Research). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa sejarah Kartini dan perayaan hari Kartini 21 April adalah ciptaan Belanda yang dikonstruksi dan diperingati untuk kepentingan Belanda. Tiga hal yang melekat dari Kartini yang di ciptakan oleh Belanda yang masih terus dipercaya dan diyakini oleh masyarakat, pertama Kartini sebagai tokoh emansipasi wanita yang pada faktanya
Kartini lebih layak dijadikan sebagai pujangga(yang merenung lewat surat) ketimbang sebagai pejuang. kedua Kartini yang menulis buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang pada faktanya sama sekali tidak pernah dilakukan oleh
Kartini semasa hidupnya, buku habis gelap terbitlah terang ditulis dan di terbitkan oleh J.H Abendanon setelah Kartini wafat. yang terakhir Kartini sebagai pendiri sekolah perempuan yang semasa hidupnya tidak pernah dilakukan oleh Kartini, sekolah atas nama Kartini baru di dirikan setelah Kartini wafat oleh teman-teman Belandanya pada tahun 1910. Masuknya gagasan-gagasan mengenai Kartini ke Indonesia dipelopori oleh Armijn Pane yang pertama kali meneterjemahkan buku Door Duisternist tot Lich kedalam bahasa Indonesia pada tahun 1938. Yang kemudian didukung oleh presiden Soekarno dengan menetapkan Kartini sebagai
pahlawan nasional. Post truth tentang sejarah Kartini masih terus berkembang sampai saat ini hal itu dapat dilihat dengan peringatan hari Kartini yang setaip tahunnya masih terus diperingati dengan sangat antusias oleh masyarakat selain itu juga sampai saat ini masayarakat masih tetap lebih mempercayai dan meyakini post truth di badingkan fakta sejarah yang sebenarnya.