GRAFT KOPOLIMERISASI CYCLIC NATURAL RUBBER (CNR) DENGAN GLYCIDYL METHACRYLATE (GMA): PERBANDINGAN METODE MELT PROCESSING DENGAN SISTEM LARUT SERTA PERBEDAAN INISIATOR

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan metode
grafting melt processing dan sistem larut serta pengaruh jenis inisiator benzoyl
peroxide (BPO) dan dicymil peroxide (DCP) terhadap spektrum FTIR dari hasil
kopolimerisasi Cyclic Natural Rubber (CNR) dengan Glycidyl Methacrylate
(GMA). Selain itu, penelitian ini juga bertujuan menentukan stabilitas termal dari
CNR setelah proses grafting dengan GMA dan membandingkannya dengan CNR
murni. Penelitian didesain secara eksperimen laboratorium dan dilaksanakan pada
bulan Desember 2023 – Februari 2024 di laboratorium Kimia Universitas Negeri
Medan serta Laboratorium Polimer Institut Teknologi Indonesia Tangerang. Pada
metode melt processing, grafting dilakukan menggunakan internal mixer dengan
suhu 160 oC selama 8 menit, sedangkan metode sistem larut dalam pelarut xilena
dengan suhu reaksi 140 oC selama 60 menit. Hasil analisis FTIR menunjukkan
bahwa metode melt processing dengan inisiator BPO menunjukkan intensitas
puncak karbonil (C=O) yang lebih tinggi pada 1721 cm-1 dengan nilai indeks
karbonil 0.548 dibandingkan dengan menggunakan insiator DCP, sedangkan pada
metode sistem larut dengan menggunakan inisiator DCP menunjukkan intensitas
karbonil (C=O) lebih tinggi pada 1705 cm-1 dengan nilai indeks karbonil 0.264.
hasil TGA menunjukkan bahwa hasil kopolimerisasi grafting CNR dengan GMA
menggunakan inisiator DCP menunjukkan stabilitas termal yang lebih baik, dengan
suhu dekomposisi stabil pada 465 oC lebih tinggi dibandingkan CNR murni.
Berdasarkan hasil tersebut, proses grafting GMA pada CNR menghasilkan sedikit
peningkatan suhu dekomposisi, namun perubahan ini tidak signifikan.