EKSISTENSI KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA PUJAKESUMA DI DESA TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya Pujakesuma dan eksistensinya di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, kontribusi yang diberikan Pujakesuma pada masyarakat yang berada di Desa Tembung, dampak eksistensi terbentuknya pujakesuma di Desa Tembung. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode sejarah yang mengacu pada 4 tahap yaitu heuristik (pengumpulan data), kritik sumber (proses evaluasi setiap data yang ada), interpretasi (melakukan penafsiran data yang ada) dan historiografi (penulisan sejarah). Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis berupa data lapangan (observasi, wawancara, dan dokumentasi) dan studi kepustakaan (library research). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa latar belakang berdirinya Pujakesuma di Desa Tembung berawal dari adanya pembukaan lahan perkebunan tembakau di Bandar Klippa (Bandar Kalipah) Desa Samberejo Timur Tembung Percut Sei Tuan. Banyaknya kuli kontrak yang berasal dari Pulau Jawa menyebabkan banyaknya etnis Jawa yang berada di Sumatera Utara khususnya Tembung. Dan untuk membuat mereka betah menetap disini, maka dibuatlah berbagai macam kesenian Jawa seperti ludruk, ketoprak, wayang kulit, kuda kepang, dan angguk sebagai hiburan dan pelestarian budaya. Dengan adanya berbagai kesenian tersebut maka dibentuklah suatu perkumpulan yang dinamakan BKKJ (Badan Koordinasi Kesenian Jawa) karena dirasa mampu menyatukan orang-orang Jawa kemudian dibentuklah Ormas Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Eksistensi Pujakesuma di Desa Tembung saat ini kurang eksis karena kurangnya motivasi dari pengurus sehingga anggota yang berada disana pun ikut kurang aktif juga. Mengenai kontribusi Pujakesuma yang berada di Desa Tembung yaitu seperti memberikan persatuan pada masyarakat Jawa dan suku-suku lain dengan mengembangkan sikap simpatisan, bergotong royong membangun kolaborasi pada masyarakat baik itu Pujakesuma maupun tidak (masyarakat yang ber etnis lain) dan pemerintah. Adapun dampak dari Eksistensi Pujakesuma di Desa Tembung mengarah kedua hal yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak posifnya berkaitan dengan kolaborasi antar sesama masyarakat dan pemerintah. Dari segi negatifnya jiwa kejuangan untuk mengurusi organisasi Pujakesuma masih rendah.