SEJARAH TERBENTUKNYA SIBAYAK LINGGA DI TANAH KARO

Masyarakat Karo terkenal dengan sistem Komunal Kuta, di Tanah Karo masyarakatnya masih memegang teguh sendi-sendi kehidupan khususnya yang berkaitan dengan penerapan sistem adat. Sebelum kedatangan Belanda di awal abad ke XX di daerah dataran tinggi Karo, pada saat itu kawasan tersebut hanya terdapat kampung yang terdiri dari satu atau lebih Kesain. Pada setiap kesain di perintah oleh seorang Pengulu. Dalam kelanjutan penelitian ini, metode yang diterapkan adalah metode penelitian sejarah. Metode dalam studi sejarah adalah seprangkat aturan dan prinsip sistematis dalam mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara sistematis.penelitian sejarah melibatkan empat tahapan utama, yakni: pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi dan interpretasi, kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif. Sibayak Natang Negeri Sinulingga adalah raja pertama yang meminpin Sibayak Lingga sebelum kedatangan pemerintahan kolonial Belanda,Suranta Sinulingga menjelaskan mengenai letak dan posisi makam Raja Natang Negeri yang berada di Uruk Gung Mbelin. Situs makam tersebut masih dapar kita lihat langsung sampai sekarang. Suranta juga menambahkan bahwa situs makam yang berada di Uruk Gung Mbelin. Sibayak adalah pemerintahan, kerajaan, atau daerah yang memiliki daerah otonom sendiri. Sibayak mulai populer dalam kehidupan masyrakat Karo ketika pemerintahan kolonial Belanda sudah masuk dan menjajah di daerah dataran tinggi Kabupaten Karo pada saat itu, khususnya di daerah Berastagi-Kabanjahe. Sebelum Belanda masuk ke Tanah Karo, Sibayak masih dikenal dengan kerajaan penyebutan seperti halnya dengan kerajaan-kerajaan yang berdiri di Sumatera Utara.