Analisis Suhu Permukaan Dan Indeks Vegetasi Dengan Citra Satelit Landsat 8 Untuk Pemetaan Sebaran Panas Bumi Sebelum Dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung

Penelitian Ini Menggunakan Penginderaan Jauh Satelit Landsat-8 Untuk Memetakan Sebaran Panas Bumi Di Gunung Sinabung Berdasarkan Nilai NDVI Dan LST. NDVI Dihitung Menggunakan Band 4 Dan 5, Sementara LST Menggunakan Band 10, Serta Ketinggian Diperoleh Dari Data GDEM ASTER. NDVI Digunakan Untuk Mengidentifikasi Pola Aliran Lahar Dan Cakupan Daerah Terdampak Erupsi, Sedangkan LST Digunakan Untuk Mengukur Peningkatan Suhu Dan Pola Aliran Lava. Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Nilai NDVI Menurun Setelah Erupsi, Dengan Luas Vegetasi Rendah Turun Dari 1704,87 Ha Menjadi 485,19 Ha Dan Area Non-Vegetasi Meningkat Dari 293,31 Ha Menjadi 1276,74 Ha Akibat Aliran Lava Dan Material Piroklastik. Hal Ini Menunjukkan Bahwa Dampak Erupsi Telah Mempengaruhi Kondisi Vegetasi Sekitar Gunung Sinabung. Sementara Itu, Nilai LST Mengalami Peningkatan Signifikan Setelah Erupsi, Dengan Rentang Suhu Dari 10 °C Hingga Lebih Dari 26 °C. Hal Ini Bisa Disebabkan Oleh Aktivitas Vulkanik Dan Aliran Lava Yang Mengubah Distribusi Suhu Permukaan. Analisis Statistik Menunjukkan Analisis Menunjukkan Korelasi Kuat Antara NDVI, LST, Dan Ketinggian. Pearson NDVI-LST = 0.996 Menunjukkan Peningkatan Suhu Seiring Kenaikan Vegetasi. NDVI Dan Ketinggian (Pearson = 0.973) Menunjukkan Lebih Banyak Vegetasi Di Elevasi Tinggi. Area Gunung Sinabung Yang Mengalami Erupsi Menunjukkan Tanda-Tanda Khas Manifestasi Panas Bumi, Dengan Suhu Permukaan Tinggi (20°C–26°C), Kerapatan Vegetasi Rendah, Dan Adanya Lahan Kosong, Rumput, Kawah, Dan Semak, Yang Menunjukkan Potensi Aktivitas Panas Bumi Signifikan Di Sepanjang Aliran Lava Dari Puncak Kawah Gunung.