Perjuangan Kiras Bangun Melawan Belanda Di Tanah Karo Tahun 1904 - 1905

Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Suasana Tanah Karo Sebelum Kedatangan Belanda, Sikap Kiras Bangun Terhadap Kedatangan Belanda, Dan Bentuk Perlawanan Kiras Bangun Terhadap Belanda. Metode Yang Digunakan Ialah Metode Penulisan Sejarah Yang Meliputi Beberapa Tahap Yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi, Dan Historiografi. Berdasarkan Hasil Penelitian, Diketahui Bahwa Pertama, Kehidupan Masyarakat Karo Sebelum Kedatangan Belanda Bergantung Pada Pertanian Dan Hasil Pertanian Dibarter Melalui Perlanja Sira Serta Sistem Pemerintahan Yang Berlaku Adalah Sistem Pemerintahan Urung. Kedua, Utusan Belanda Yang Datang Pada Tahun 1901, Melakukan Penawaran Untuk Menjalin Persahabatan Dengan Tanah Karo Dan Membuka Perkebunan Di Tanah Karo Menimbulkan Kecurigaan Kiras Bangun. Kiras Bangun Yang Curiga Dengan Adanya Tujuan Lain Dari Belanda Melakukan Runggu Dengan Pasukan Urung Dan Memutuskan Melakukan Penolakan. Ketiga, Penolakan Kiras Bangun Terhadap Penawaran Belanda Membuat Belanda Kecewa Dan Menyatakan Perang Melalui Intervensi Berdarah Di Seberaya. Hal Ini Membuat Kiras Bangun Dan Pasukan Urung Melakukan Perjuangan Melawan Belanda. Dalam Melakukan Perjuangan Melawan Belanda, Kiras Bangun Bekerja Sama Lintas Etnik Yaitu Dengan Aceh, Gayo Dan Juga Singkel. Selain Itu, Kiras Bangun Juga Melakukan Gerilya. Adapun Daerah Perlawanannya Yaitu Lingga, Linggajulu, Batukarang Dan Juga Nageri.