PERISTIWA KONFLIK HKBP DI DESA MATITI; KECAMATAN DOLOKSANGGUL TAHUN 1992-1998

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya gereja HKBP di Desa Matiti, kondisi jemaat HKBP di Desa Matiti sebelum terjadinya konflik HKBP, latar belakang terjadinya konflik HKBP di Desa Matiti, proses berlangsungnya konflik HKBP di Desa Matiti, dan dampak konflik HKBP di Desa Matiti Tahun 1992-1998. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan 4 tahapan yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa berdirinya gereja HKBP di Desa Matiti berkaitan dengan Pdt. Nommensen yang mengutus rekannya Pdt. Herling untuk menyebarkan agama Kristen ke wilayah Doloksanggul pada tahun 1904. Pada Tahun 1907, berdiri gereja HKBP Simanullang dengan dibabtisnya 34 orang penduduk Desa Matiti menjadi Kristen. Sebelum terjadinya konflik HKBP, penduduk Desa Matiti hidup berdasarkan aturan dan hukum dalihan na tolu. Konflik HKBP di Desa Matiti adalah imbas yang terjadi dari konflik yang terjadi antara pejabat elit HKBP tahun 1987. Konflik HKBP di Desa Matiti diawali dengan gagalnya Sinode Agung ke-51 dan campur tangan pemerintah Orde Baru terhadap HKBP. Konflik HKBP mengakibatkan dualisme kepemimpinan Ephorus dan jemaat HKBP di Desa Matiti terpecah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok AP/SSA yang pro terhadap Ephorus Nababan dan kelompok SAI yang pro terhadap Ephorus Simanjuntak dan pemerintah. Konflik HKBP di Desa Matiti mengakibatkan perebutan aset gereja, kekerasan fisik antara aparat militer dengan jemaat HKBP Desa Matiti, rusaknya sistem kekerabatan, hilangnya arsip-arsip gereja dan berdirinya gereja baru. Pada tahun 1998 berdiri gereja HKBP Immanuel Matiti dan dibentuk HKBP Ressort Immanuel Hutagurgur.