ANALISIS PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN SAMOSIR

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2023 di Kabupaten Samosir. Populasi dalam penelitian ini ialah Populasi objek fisik ialah seluruh wilayah di Kabupaten Samosir. Populasi objek sosial adalah anggota instansi BPBD dan pemerintah/masyarakat yang tinggal di daerah yang pernah terjadi kebakaran hutan dan lahan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan teknik sampling Key Informan. Sampel dalam objek fisik dapat diperoleh dari observasi, data sekunder, wawancara masyarakat. Sedangkan sampel objek sosial dari pihak BPBD Kabupaten Samosir adalah Ketua serta Tim Pelaksana dalam bidang kedaruratan dan logistik dan dari pihak pemerintah dan masyarakat seperti Tokoh Adat, Camat, Sekretaris Kecamatan, Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Dusun, Kaur Keuangan, Kaur Perencanaan, Kasi Kebra dan Pelayanan Umum. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Sebaran lokasi rawan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Samosir terpusat di dua kecamatan yaitu: Kecamatan Sianjur Mula-Mula dan Kecamatan Harian, (2) Upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Samosir cukup baik, dan (3) Upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh masyarakat. (1) Sebaran lokasi rawan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Samosir terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan Harian yang terdiri dari 5 desa yaitu: Desa Turpuk Malau, Desa Turpuk Sagala, Desa Turpuk Sihotang, Desa Janji Martahan, dan Desa Hariara Pohan, dan Kecamatan Sianjur MulaMula yang terdiri dari 6 desa yaitu: Desa Siboro, Desa Ginolat, Desa Hutagurgur, Desa Bonan Dolok, Desa Hutaginjang, dan Desa Boho. (2) Upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Samosir cukup baik dilihat dari aspek kebijakan yang diterapkan pada saat kebakaran hutan dan lahan, sosialisasi yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Samosir ke masyarakat dan sekolah, sarana prasarana yang dimiliki, faktor penyebab kebakaran, dampak kebakaran, dan hasil pengendalian kebakaran seperti gerakan penanaman pohon, dan (3) Upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh masyarakat dilihat dari aspek pencegahan kebakaran hutan dan lahan, aspek pemadaman api, aspek penanganan kebakaran hutan dan lahan, dan faktor penyebab kebakaran hutan dan lahan umunya adalah warga yang membakar lahan untuk membuka lahan baru untuk ditanami kembali, dan aspek dampak kebakaran hutan dan lahan ialah asap yang menyebar dan terbakarnya lahan berfungsi dan merambat.