Nainggolan, Pitta Rani (2023) Tradisi Mangallang Sipitudai Pada Upacara Adat Saurmatua Etnis Batak Toba Di Kecamatan Pangururan. Undergraduate thesis, UNIMED.
3182122012_Cover.pdf
Download (57kB)
3182122012_Lembar_Pengesahan.pdf
Download (698kB)
3182122012_Abstrak.pdf
Download (36kB)
3182122012_Kata_Pengantar.pdf
Download (234kB)
3182122012_Daftar_Isi.pdf
Download (100kB)
3182122012_Daftar_Gambar.pdf
Download (67kB)
3182122012_Daftar_Tabel.pdf
Download (32kB)
3182122012_BAB_I.pdf
Download (261kB)
3182122012_BAB_V.pdf
Download (114kB)
3182122012_Daftar_Pustaka.pdf
Download (285kB)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis latar belakang munculnya makanan sipitudai dalam upacara adat Saurmatua pada etnis Batak Toba, menganalisis proses pengolahan makanan sipitudai pada etnis Batak Toba di Kecamatan Pangururan, menganalisis makna mangallang sipitudai pada etnis Batak Toba di Kecamatan Pangururan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi yang dijabarkan oleh Spradley. Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, dokumentasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Latar belakang munculnya makanan sipitudai disebabkan oleh perasaan ketidaksepakatan dalam hati suhut yang berpesta. Untuk mengatasinya, para leluhur membuat acara makan bersama setelah pesta sebagai cara untuk mengobati atau meredakan perasaan atau ketidaksepakatan yang mungkin muncul dalam hati orang-orang yang hadir dalam pesta tersebut. Pihak yang terlibat dalam tradisi mangallang sipitudai ada 7 pihak yakni hula-hula, hasuhuton, hahaangi, dongan tubu, boru, dongan huta dan ale-ale, namun ada 3 pihak yang memiliki peranan penting yaitu: hula-hula, hasuhuton dan boru. Proses pengolahan makanan sipitudai terdiri atas bahan yakni daging (jagal), darah hewan (gota), tepung beras (itak), air (aek), cabai, andaliman, bawang merah, bawang putih, kemiri (gambiri), sereh (sangge-sangge), jahe (pege), lengkuas (halas), kunyit (hunik), lada hitam, merica putih, ketumbar. Cara pengolahannya ada 2 yaitu dengan menumis bumbu dan tanpa menumis bumbu. Ada 3 cara dalam penyajian sipitudai. Makna dari pelaksanaan tradisi mangallang sipitudai adalah mencerminkan pemahaman mendalam tentang kehidupan dan kebersamaan dalam budaya Batak Toba.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | Saurmatua; Makanan Tradisional; Etnis Batak Toba; Sipitudai |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN537 Ethnic groups and races H Social Sciences > HM Sociology > HM621 Culture |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Antropologi |
Depositing User: | Siti Nur Fatimah |
Date Deposited: | 29 May 2024 03:25 |
Last Modified: | 29 May 2024 03:25 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/57729 |