PENGARUH BATU GAMPING DAERAH CANGAP KERABANGEN KABUPATEN LANGKAT TERHADAP KEKUATAN MORTAR

Cangap Kerabangen memiliki topografi berbukit dan berlembah potensi alam berupa batu gamping. Penelitian bertujuan untuk mengetahui uji sifat fisik bahan dasar batu gamping, untuk mengetahui uji sifat fisik pencampuran bahan dasar batu gamping dengan semen Portland tipe I , untuk mengetahui uji sifat mekanik bahan dasar batu gamping, dan untuk mengetahui uji sifat mekanik pencampuran bahan dasar batu gamping dengan semen Portland tipe I.
Pengambilan sampel ditentukan koordinat dengan menggunakan GPS di 5 titik. Kontur permukaan daerah diolah dengan menggunakan Surfer13. Sampel bahan dasar diawali dari proses pembakaran batu gamping, clay, dan gypsum dengan furnace suhu 1000 0C selama 6 jam, kemudian bahan ini digerus, setelah semua bahan dasar (pasir silika dan pair besi digerus tanpa proses pembakaran), semua bahan dijadikan bahan dasar batu gamping, dan pencampurannya dengan semen. Setelah proses ini dilakukan pencetakan sampel dan pencampuran bahan dasar batu gamping dan semen Portland tipe I dilakukan uji sifat fisik dan mekanik yakni sifat fisik meliputi penimbangan bobot, kadar air, tingkat porositas, dan derajat kejenuhan. Sifat mekanik meliputi kuat tekan dengan menggunakan alat Compression Mechine, kuat tarik dengan menggunakan alat Tensile Machine, dan uji abrasi dengan menggunakan alat Los Angeles.
Hasil uji fisik sampel bobot isi asli 0,3327 gram, bobot isi kering 0,3303 gram, berat jenis asli senilai 327,03gram/cm3, berat jenis semu 330,33 gram/cm3, kadar air asli berkisar 0,73%, kadar air jenuh 3,16%, porositas 1,43% untuk nilai porositas dihilangkan karena semakin kecil nilai porositas, kekuatan untuk menahan beban juga semakin besar, dan derajat kejenuhan 23,61%. Hasil uji kuat tekan sampel 1 sampai 3 dengan semen 0%, 10% dan 20% pada beban maksimal antara 4,00 kg/cm2 sampai 48,00 kg/cm2 , sampel 4 sampai 6 memiliki beban maksimal antara 40,00 kg/cm2 sampai 100,00 kg/cm2 semen dicampur 30%, 40%, dan 50% dengan nilai 100,00 kg/cm2. Dari nilai kuat tekan, maka rata rata nilai berada di tipe N dan tipe O dengan kuat tekan minimum 5,2 MPa dan 2,4 MPa. Hasil kuat tarik nomor benda uji sampel 1 memiliki kuat tarik antara 4,60 kg/cm 2 sampai 5,82 kg/cm 2 dibanding dengan nomor uji sampel 2, 3, 4, 5, dan hasil uji tarik antara 14,20 kg/cm2 sampai 32,79 kg/cm2, kuat tarik yang dimilikinya semakin besar yakni 32,79 kg/cm2 dan termasuk tipe O dengan konstruksi dinding yang hanya mampu menahan beban tidak lebih dari 7 kg/cm2 dan cuaca yang tidak ekstrim dengan nilai kuat minimum sebesar 2,4 MPa. Hasil uji abrasi mempunyai ketahanan aus yang baik yaitu titik 1 24,92%, titik 2 26,34%, titik 3 23,76%, titik 4 30,08% dan titik 5 27,40%.