Analisis Kehidupan Anak yang Bekerja di Industri Rumah Tangga Kerajinan Tenun Sirat di Desa Sigumpar Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menganalisis karakteristik anak yang bekerja (2) menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi anak bekerja di Industri Kerajinan Tenun Sirat di Desa Sigumpar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak dibawah 18 tahun (usia 10-17 tahun) yang bekerja di Industri Kerajinan Tenun Sirat sebanyak 68 anak. Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel total (total sampling). Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik observasi, teknik komunikasi langsung/wawancara, angket, dan teknik dokumentasi. Berdasarkan hasil Penelitian diperoleh bahwa: (1) karakteristik anak yang bekerja di Desa Sigumpar meliputi karakteristik Demografi meliputi: usia anak yang bekerja berusia antara 10-17 tahun, jenis kelamin anak yang bekerja dominan adalah anak perempuan, dan jumlah bersaudara rata-rata lebih dari atau sama dengan 5 (keluarga besar). Karakteristik sosial meliputi: tingkat pendidikan anak mayoritas anak SMP, tingkat prestasi di sekolah rata-rata menurun setelah bekerja, usia orang tua responden mayoritas tergolong produktif dengan anak yang masih dalam tumbuh kembang usia sekolah. Pendidikan orang tua terutama ayah masih tergolong rendah. Karakteristik Ekonomi meliputi: tingkat pendapatan anak rata-rata Rp. 101.000 – 150.000 per minggu, pengalaman anak bekerja mayoritas 4-5 tahun, lama jam kerja dominan 4-5 jam per hari, dan pemberian upah rata-rata diberikan kepada orang tua. (2) Faktor-faktor yang melatarbelakangi anak bekerja antara lain: Persepsi Orang tua terhadap pekerja anak yang menganggap bahwa anak yang bekerja merupakan hal yang biasa dan merupakan kewajiban anak untuk membantu pendapatan keluarga, motivasi dari diri anak untuk menghasilkan uang sendiri, faktor budaya (kebiasaan) masyarakat setempat yang menganggap anak bekerja merupakan hal biasa, faktor ekonomi keluarga yang kurang mampu menyebabkan anggota keluarga termasuk anak-anak harus ikut bekerja, lemahnya penegakan hukum dimana kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai Undang-Undang yang mengatur pekerja anak.