ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERKEMBANGAN EKSPOR INDONESIA SELAMA PERIODE 2010-2020 (ANALISIS VECTOR ERROR CORRECTION MODEL)

Perkembangan ekonomi Indonesia pada tahun ini mengalami suatu krisis dengan berkurangnya tingkat pertumbuhan ekonomi sebagai akibat berbagai permasalahan internal dan eksternal.
Permasalahan terkini yang akan membawa dampak terhadap perekonomian Indonesia adalah covid19. Berdasarkan data per 5 Mei 2020 dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19,
total jumlah penderita positif corona di Indonesia mencapai 12.071 orang. Jumlah ini bertambah sebanyak 484 orang dari hari sebelumnya. Jumlah kasus baru ini juga yang tertinggi sejak 2 Maret 2020. Dampak wabah Covid-19 kepada perekonomian dunia juga sangat dahsyat. Pada triwulan pertama 2020 ini pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang Indonesia tumbuh negatif: Singapura -2.2, Hongkong -8,9, Uni Eropa -2,7 dan China mengalami
penurunan sampai minus 6,8. Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada Triwulan I-2020 juga turun drastis hanya sejumlah
2,61 juta kunjungan, berkurang 34,9 persen bila dibanding tahun lalu. Hal ini sejalan dengan adanya larangan penerbangan antar negara yang mulai diberlakukan pada pertengahan Februari lalu. Jumlah penumpang angkutan rel dan udara juga tumbuh negative seiring dengan diberlakukannya PSBB. Permasalahan ini tentunya akan berdampak pada skala yang cukup besar terhadap perekonomian di Indonesia, diantaranya dapat dilihat dari penghasilan pada berbagai sektor yang akan mengalami penerunan. Tentunya ini perlu diantisipasi oleh pemerintah dengan melakukan berbagai kebijakan ekonomi, baik kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Stimulus fiskal yang juga diikuti oleh stimulus moneter yang diberikan oleh Bank Indonesia dengan menurunkan tingkat bunga acuan dan pelonggaran Giro Wajib Minimum
(GWM), tentunya diharapkan akan mampu mengatasi permasalahan perekonomian yang terjadi. Namun sejauh mana dampak dari stilumus kebijakan ekonomi tersebut terhadap kondisi
perekonomian di Indonesia merupakan suatu kondisi yang masih perlu diamati dengan seksama.
Tujuan utama penelitian ini dilakukan adalah diarahkan secara khusus untuk melihat (i) seberapa besar pengaruh tidak langsung kebijakan moneter terhadap ekspor Indonesia pada periode sebelum terjadi krisis akibat pandemi covid19 dan dimasa krisis ekonomi akibat pandemi covid19, (ii). kebijakan moneter yang mana yang paling berperan terhadap ekspor
Indonesia dan (iii) bagaimanakah dampak perubahan shock yang dilakukan oleh kebijakan
moneter terhadap ekspor pada periode sebelum dan sesudah krisis akibat pandemi covid19 ini.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, menggunakan data triwulanan periode 2010-2020 dengan membangun model analisis VECM dengan asumsi bahwa semua
variabel telah stasioner sehingga mampu dijadikan sebagai dasar dalam menganalisis pengaruh kebijakan moneter (seperti suku bunga SBI, rasio kecukupan modal (CAR), Giro Wajib Minimum (GWM), dan Rasio Pinjaman dengan Simpanan (LDR) terhadap ekspor Indonesia melalui instrumen antara seperti Kredit Ekspor (KDEX), Suku Bunga Perbankan (Rd), Jumlah
Uang Beredar (JUB), Inflasi (INF) dan Nilai Tukar (EXC).
Sedangkan luaran yang ditargetkan adalah luaran wajib berupa jurnal yang bereputasi serta blue print model ekonomettrik untuk analisis dampak kebijakan moneter terhadap perekembangan eksport di Indonesia selama periode 2010-2020 dalam Triwulanan, dengan dengan pendekatan VECM dan Tingkat Kesiapterapan Teknologi yang dihasilkan akan berada di level 3.