Teori-Teori Antropologi (Kebudayaan)

Paradigma menurut Ahimsa-Putra (2009) didefinisikan sebagai
“seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara logis
membentuk sebuah kerangka pemikiran yang berfungsi untuk
memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan/atau
masalah yang dihadapi.” Disini Ahimsa menyamakan paradigma
sama dengan kerangka pemikiran yang berisikan kumpulan
konsep. Kerangka pemikiran dalam hal ini berfungsi untuk
memahami kenyataan, mendefinikan kenyataan, menentukan
kenyataan yang dihadapi, menggolongkannya ke dalam kategorikategori dan kemudian menghubungkannya dengan definisi
kenyataan lainnya sehingga terjalin relasi-relasi pada pemikiran
tersebut, yang kemudian membentuk suatu gambaran tentang
kenyataan yang dihadapi. Kenyataan yang dihadapi kemudian
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan ketidakpuasan yang
mendorong orang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentunya berdasarkan kerangkan pemikiran yang dipakai
seseorang tersebut.
Ahimsa-Putra (2009) berhasil meluruskan berbagai pandangan
para ahli mengenai paradigma yang sebelumnya belum begitu rinci
dan jelas mengenai paradigma. Dalam hal ini Ahimsa-Putra
menyamakan paradigma dengan kerangka pemikiran.
Paradigma ternyata dipahami tidak hanya ada di kalangan
ilmuawan saja melainkan juga ada di kalangan orang awam. Dalam tulisan ini tidak begitu jelas dipaparkan apa perbedaan paradigma
orang awam yang berbeda dengan paradigma yang berkembang
dikalangan ilmuawan.