Abdullah, Taufik and Zuhdi, Susanto and Sudoyo, Herawati and Sinaga, Rosmaida (2018) Papua Dalam Arus Sejarah Bangsa. Direktorat Sejarah, Direktorat Jendral Kebudayaan, kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. ISBN 978-602-1289-92-1
Book.pdf - Published Version
Download (2GB)
Abstract
Jika sering terdengar ungkapan sejarah
berulang maka boleh jadi itu bagian
dari teori yang cocok untuk diuji dengan
isu Papua, sebuah nama untuk provinsi
yang dianggap lebih maknawi sebagai
pengganti Irian Jaya atau Irian Barat.
Sejarah dapat berkali-kali terjadi
tidak sebagai peristiwa yang soma
tetapi dalam polo ulangan. Lihat soja
apa yang terus terjadi dalam waktu
belakangan di Papua terkait insiden
bentrokan atau kontak senjata antara
Gerakan Pengacau Liar (GPL) atau yang
lebih eksplisit mengaku Gerakan Papua
Merdeka (GPM) dengan pihak POLRI/
TNI. Mengapa misalnya tidak segera
dapat diatasi berkenaan dengan aksi
atau gerakan yang sering dianggap
kecil dan sporadis itu? Apa yang
sesungguhnya menjadi akar masalah
dan mengapa begitu sulit, sehingga
sulit diidentifikasi dengan jelas, apa
yang seharusnya dapat dituntaskan?
Jika demikian apakah terdapat masalah
struktural dan kultural mendasar yang
rumit untuk dipetakan?
Masalah Papua sebagai provinsi
di ujung paling timur dianggap
mengancam negara kesatuan
Indonesia karena berkeinginan untuk
pisah semakin mencuat setelah
digaungkannya reformasi 1998. Melalui
kajian mendalam dan komprehensif,
Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) telah menghasilkan Peta Jolon
(Road Map) bagi penyelesaian masalah
Papua Terdapat empat aspek masalah
di Papua yakni ketidakadilan, kekerasan
masa lalu, pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM), dan pelurusan sejorah.
Jodi ketidakadilan pun merambah ke
ranah masa lampau yang dirasakan
orang Papua. Masa lampau bagi
orang Papua adalah ingatan yang
menyedihkan dan kelam (memoria
passionate). Oleh karena itu ada
cita-cita yang ingin diperjuangkan
sebagai akibat dari keempat masalah
di atas. Agaknya masa lampau yang
seharusnya memihak kepada Papua
dianggap sebagai kesempatan yang
hilang. Apabila ungkapan T. S. Elliot yang mengatakan bahwa masa kini
dan masa lampau mungkin akan hadir
di masa depan, dapat dipercaya, maka
barangkali, itulah keyakinan orang
Papua yang memperjuangkan citacitanya
untuk mewujudkan "penentuan
nasib sendiri", yang tidak ditentukan
oleh pihak-pihak yang soling mengklaim
atas dirinya.
Item Type: | Book |
---|---|
Keywords: | papua dari perspektif genetik; tanah papua; persebaran penduduk papua; keberagaman kultural di tanah Papua; Papua dalam dinamika sejarah |
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) D History General and Old World > D History (General) > D880 Developing Countries G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN301 Ethnology. Social and cultural anthropology G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN357 Culture and cultural processes G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN451 Intellectual life G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN537 Ethnic groups and races |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial |
Depositing User: | Mrs Catur Dedek Khadijah |
Date Deposited: | 26 Apr 2023 04:29 |
Last Modified: | 26 Apr 2023 04:29 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/51860 |