PENGEMBANGAN MODUL TAKSONOMI ORGANISME TINGKAT RENDAH TERINTEGRASI DISCOVERY LEARNING BERBASIS PENUGASAN KKNI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN ABAD KE-21

Keterampilan Abad ke-21 merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh generasi muda untuk siap bersaing dan adaptif terhadap tantangan global. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan abad ke-21 mahasiswa ialah dengan mengintegrasikan konsep Discovery Learning dipadukan penugasan KKNI ke dalam bahan ajar mahasiswa. Menurut fakta di lapangan, bahan ajar pada mata kuliah Taksonomi Organisme Tingkat Rendah masih dituliskan secara konvensional dan belum mengintegrasikan konsep Discovery Learning dan penugasan KKNI. Mata kuliah tersebut juga belum tersedia modul sebagai bahan ajar yang dapat melatih kemandirian belajar mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul Taksonomi Organisme Tingkat Rendah terintegrasi Discovery Learning Berbasis penugasan KKNI untuk meningkatkan Keterampilan Abad ke-21 mahasiswa. Penelitian ini termasuk Research and Development (R & D) dengan pendekatan ADDIE. Teknik pengumpulan data menggunakan hasil validasi oleh validator ahli, hasil wawancara, dan kuesioner. Instrumen penelitian menggunakan lembar interview (wawancara), lembar validasi oleh validator ahli materi, validator ahli bahasa, dan validator ahli bahan ajar, lembar uji efektivitas Keterampilan Abad ke-21, dan lembar kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis validasi instrumen dan modul, uji t, uji signifikansi N-Gain, dan analisis akurasi ketercapaian hasil belajar. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest mahasiswa kelas eksperimen dan kontrol dengan thitung sebesar 29,453 pada materi Monera, 23,204 pada materi Protista, dan 15,214 pada materi Fungi dengan ttabel sebesar 1,697 pada Sig. (2- Tailed) sebesar 0,000; nilai signifikansi N-Gain kelas eksperimen sebesar 0,85, 0,78, dan 0,75 dengan kategori tinggi, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,31, 0,27, dan 0,49 dengan kategori rendah dan sedang; perolehan skor Critical Thinking Skill sebesar mahasiswa kelas eksperimen sebesar 85,40%, 78,41%, dan 75,88% dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan, kelas kontrol sebesar 31,66%, 27,95%, dan 49,89% dengan kategori rendah; terdapat perbedaan yang signifikan antara perolehan skor Creativity Skill mahasiswa kelas eksperimen dan kontrol dengan thitung sebesar 26,797 dan ttabel sebesar 1,697 pada Sig. (2-Tailed) sebesar 0,000 dengan perolehan skor rata-rata Creativity Skill mahasiswa kelas eksperimen sebesar 76,43% berkategori sangat tinggi dan mahasiswa kelas kontrol sebesar 27,17% dengan kategori rendah; terdapat perbedaan yang signifikan antara perolehan skor Collaboration Skill mahasiswa kelas eksperimen dan kontrol dengan thitung sebesar 73,724 dan ttabel sebesar 1,697 pada Sig. (2-Tailed) sebesar 0,000 dengan perolehan skor rata-rata Collaboration Skill mahasiswa kelas eksperimen sebesar 74,36% berkategori tinggi dan mahasiswa kelas kontrol sebesar 4,28% dengan kategori sangat rendah; terdapat perbedaan yang signifikan antara perolehan skor Communication Skill mahasiswa kelas eksperimen dan
kontrol dengan thitung sebesar 80,505 dan ttabel sebesar 1,697 pada Sig. (2-Tailed) sebesar 0,000dengan perolehan skor rata-rata Communication Skill mahasiswa kelas eksperimen sebesar 77,17% berkategori sangat tinggi dan mahasiswa kelas kontrol sebesar 8,49% dengan kategori sangat rendah; modul yang dikembangkan mendapatkan respon positif dari dosen pengampu mata kuliah dan mahasiswa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan Keterampilan Abad ke-21 mahasiswa dan layak digunakan dalam pembelajaran mata kuliah Taksonomi Organisme Tingkat Rendah.