ANALISIS PEMBANGUNAN EKONOMI BERKELANJUTAN DAN RANTAI PASOK KELAPA SAWIT RAKYAT DI TAPANULI SELATAN

Masalah utama perkebunan rakyat di Tapanul1 selatan adalah karena tidak
berkelanjutan dan masih bersifat pertanian tradisionaL ckstensif, tidak produktif dan
berdampak terhadap tingginya angka deforestrasi. Dengan kondisi tersebut perkebunan
rakyat dengan produktivitas yang rendah tersebut tidak dapat meningkatkan ke~ejah~eraan
petani. Oleh sebab itu perlu melakukan usaha intensifikasi yang bersahabat dengan
lingkungan. Kegiatan petani akan lebih fokus pada kebun yang ada daripada membuka
areal perkebunan baru. Tujuan penelitian ini adalah: pertama, untuk mengctahui pengaruh
intensifikasi ramah lingkungan terhadap penngkatan pendapatan petani radisional; kedua,
untuk menjamin bahwa pendapatan petani dari usaha intcnsitikasi maka pcrlu meneliti
efisiensi rantai pasok TBS yang berpcngaruh terhadap tingkat harga TBS yang diterima
patani.
Secara umum, tujuan dari penelitian ini ada!ah untuk mclakukan studi empiris atau
untuk mengeksplorasi masalah sosial ekonomi petani kelapa sawit dcngan melakukan
survei di lapangan dan mengadakan diskusi kelompok fokus (FGD) dengan Forum
Komunikasi Minyak Sawit Indonesia Tapanuli Selatan (FOKSBI). Survci kc lapangan
dimaksudkan untuk mewawancarai petani kelapa sawit, agen TBS dan manajer pabri~'" PKS
tentang kondisi saat ini dari pembangunan berkelanjutan dalam praktiknya. Tujuan FGD
adalah untuk melihat peran lembaga yang ada dalam mcndukung pembangunan
berkelanjutan di Tapanuli Selatan. Peneliti mengevaluasi pcncrapan prinsip agronomi
budidaya kelapa sawit oleh petani kecil, termasuk konscrvasi ekologis dan aspek ekonomi
yang telah diterapkan oleh petani independen sejauh ini. Untuk rnemastikan gagasan
konsep berkelanjutan dapat diterima secara ekonomi, analisis mcndalam tentang prospek
investasi untuk pertanian semi progresif dilakukan. Bagian terakhir dari penelitian 1111
adalah menyelidiki dan rrienganalisis rantai pasokan petani TBS kelapa sawit.
Dari hasil kajian studi ini dapat disimpulkan bahwa dengan intensitikasi semi
intensif memberikan keuntungan yang lebih baik dari pad., fl\J:" perkcbunan tradisional.
Nilai parameter 8/C Ratio, NPV dan IRR pada perkebunan semi intensif menunjukan
·kdayakan yang baik. Harga yang dipakai pada i<.alkulasi CBA (Cost Benefit Analysi.~~
adalah harga ketika TBS sedang rendah. Keyakinan ini diperkuat dari analisis scnsitivitas
pada harga sawit yang lebih baik yang pernah diterima pctani dal<un tiga tahun terakir.
Untuk menjamin peningkatan pendapatan petani dengan intensi fikasi diperlukan perbaikan
rantai pasok yang pada saat ini sangat tidak efisien karena panjangnya rantai pasok TBS
dan agen perantara terindikasi monopolistik. Rekomendasi peni:.t.i(atan pendapatan petani
dan perbaikan rantai pasok memerlukan organisasi petani dalam hal ini kelompokkelompok
tani dan koprasi, sehingga hasil TBS bisa d1jual langsung kepada pabrik PKS.
Untuk mewujudkan sawit berkelanjutan tersebut tidak bisa berjalan tanpa adanya
dukungan kebijakan pembangnan pemerintah, termasuk penyuluhan dan pendanaan dengan
sedikit subsidi input untuk petani dan perlunya dukungan forum FOKSBI sccara
berkelanjutan .