Analisis Keberadaan dan Dampak Industri Batu Bata di Desa Sigaol Marbun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Keberadaan industri batu bata ditinjau dari modal dan bahan baku, (2) Dampak sosial ekonomi pada penyerapan tenaga kerja, perubahan lapangan kerja dan pendapatan, (3) Dampak industri batu bata terhadap lingkungan penambangan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sigaol Marbun tahun 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha industri batu bata yang berjumlah 81 orang sekaligus dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keberadaan industry ditinjau dari modal awal terdiri dari lahan, mesin cetak, cangkul, sekop lancip dan angkong dengan total Rp 24.450.000. Modal operasional (a) modal terendah yakni Rp 11.950.000 dan tertinggi yaitu sebesar 37.100.000 dengan rata-rata Rp 18.322.000, sumber modal sebagian besar (95,06%) berasal dari modal pribadi + pinjaman bank dan sebagin kecil (4,94%) berasal dari modal pribadi, (b) bahan baku adalah tanah liat yang paling banyak bersumber dari dalam desa karena tersedianya tanah yang cocok dalam jumlah banyak. Bahan baku yang terbanyak digunakan adalah 42 truk sedangkan jumlah paling sedikit 14 truk dengan rata-rata 22,5 truk, sumber bahan baku sebagian besar (83,95%) berasal dari Desa Sigaol Marbun dan sebagian kecil (16,05%) berasal dari luar Desa Sigaol Marbun. (2) Dampak Industri Batu Bata Terhadap Sosial Ekonomi (a) Penyerapan tenaga kerja 22,37%, pengusaha 4,62% dan 69,17% angkatan kerja. Ditinjau dari pendidikan pengusaha dominan tamatan SMP/SLTP (b) Perubahan lapangan kerja yakni petani 59,26%, berkebun 33,33%, wiraswasta 2,47% dan berdagang 4,94%, (c) Pendapatan yakni pendapatan tertinggi sebelum menjadi pengusaha batu bata adalah Rp 6.500.000 dan pendapatan terendah adalah Rp 2.000.000 dengan rata-rata Rp 3.450.000. Setelah menjadi pengusaha batu bata dengan pendapatan tertinggi Rp 32.300.000 dan pendapatan terendah Rp 9.050.000 dengan rata-rata Rp 15.512.000 dan jika diukur dengan UMK Samosir sebesar Rp 2.648.577/bulan, maka dapat dianalisis bahwa seluruh responden dengan pendapatan diatas Rp 2.648.577 termasuk dalam kategori layak 100%. Sedangkan pada tabungan dengan pendapatan tertinggi Rp 25.800.000 dan pendapatan terendah Rp 1.850.000 dengan rata-rata Rp 10.396.000. (3) Dampak industri batu bata terhadap lingkungan dampak positif pemanfaatan kembali bekas kubangan tanah sebagai areal persawahan, cadangan air untuk pengairan sawah dan pembuatan kolam pemeliharaan ikan dan dampak negatif antara lain seperti hilangnya vegetasi penutup lahan, rusaknya jalan dan pencemaran berupa pencemaran udara dan pencemaran suara saat kegiatan produksi. Pada luar Desa Sigaol Marbun menimbulkan dampak negative yaitu timbulnya cekungan yang berpotensi sebagai sarang nyamuk dan dampak positif yaitu pemanfaatan sebagai kolam ternak