BUNGA RAMPAI KLINIK EKONOMI KREATIF DI PERGURUAN TINGGI

Dalam era teknologi digital saat ini, ekonomi kreatif dibicarakan di seluruh dunia
sebagai bagian penting dari perkembangan ekonomi global. Tapi tiga puluh tahun lalu istilah
‘ekonomi kreatif’ dan ‘industri keratif’ bahkan tidak ada. Dari mana mereka berasal? Apakah
industri-industri ini benar-benar sangat baru? Menurut John Newbigin dalam bukunya yang
dipublis tahun 2010 dengan judul The Creative Economy: An Introductory Guide, ia
mengatakan bahwa disatu sisi industri budaya sama tuanya dengan keberadaan manusia.
Sementara itu, media digital dan ratusan ribu perusahaan kreatif itu muncul karena digital
teknologi, tentu saja hal ini menunjukkan sesuatu yang baru. Tetapi keinginan untuk
menciptakan hal-hal yang nilainya tidak murni praktis; hal-hal yang indah;
mengkomunikasikan nilai budaya melalui musik, drama, hiburan dan seni visual; yang
berkomunikasi sosial melalui gaya dan mode merupakan keinginan yang selalu ada sejak
dahulu dan akan selalu demikian, orang dengan imajinasi dan bakat untuk membuat dan
melakukan hal-hal ini. Dan akan selalu ada orang yang siap membayar untuk memperolehnya.
Dengan kata lain, kemunculan ekonomi kreatif didasarkan pada simbol kompleks
konsumerisme yang dikonstruksi melalui elaborasi konsumsi kebutuhan sosial yang tinggi, dan
bukan didasarkan semata pada murni konsumerisme yang terjadi dari adanya konsumsi
kebutuhan praktis dan efisien. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa dewasa ini
perkembangan ekonomi telah sampai level dimana kegiatan ekonomi harus mampu untuk
menemukan inovasi dan kreativitas yang selalu baru (Levickaite, 2011).