Riwayati and Sinaga, E. and Simorangkir, M. and Panggabean, Freddy Tua Musa (2014) POTENSI BIOAKTIF IMUNOSTIMULAN ALAMI DARI ISOLAT METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK DAUN RANTI HITAM (SOLANUM BLUMEI NESS EX BLUME). In: Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya, 23 Aug 2014, Medan.
Fulltext.pdf - Published Version
Download (299kB) | Preview
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bioaktif imunostimulan isolat metabolit sekunder dari ekstrak daun tanaman ranti hitam (Solanum blumei Ness ex Blume), yang merupakan tanaman lokal di daerah Karo dan Dairi, sebagai alternatif bahan imunostimulan alami. Hasil proses ekstraksi daun ranti hitam, diperoleh rendeman ekstrak hasil maserasi 2x24 jam serbuk kering daun Solanum blumei Ness ex Blume untuk ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol secara berurutan adalah 1,76%; 3,17% dan 9,95% (b/b). Hasil uji fitokimia, ekstrak heksana mengandung metabolit sekunder steroid, ekstrak etil asetat mengandung metabolit sekunder alkaloid, flavonoid dan steroid dan ekstrak etanol mengandung alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin. Hasil uji bioaktif imunostimulan dari ekstrak daun Solanum blumei Ness ex Blume pada hewan uji kelinci menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Solanum blumei Ness ex Blume mempunyai aktivitas tertinggi dengan besar titer antiserum 16 dibandingkan ekstrak etilasetat (8) dan heksana (8). Konsentrasi imunogloblin serum tertinggi terdapat pada kelinci yang diberi ekstrak etanol daun Solanum blumei Ness ex Blume (51, 87 ppm) dibandingkan ekstrak etil asetat (47,98 ppm) dan kontrol (43,99 ppm). Hasil pemurnian ekstrak etanol daun ranti hitam dengan kromatografi kolom silika gel 60 mesh, dengan menggunakan fase gerak EtilAc : MeOH (10:1; 8:1; 6:1; 4:1; 2:1; 1:1) dan MeOH diperoleh 597 fraksi dengan volume masing-masing 20 ml. Hasil uji KLT fraksi dan penggabungan fraksi yang sama kromatogramnya, diperoleh 9 isolat fraksi gabungan (F1~.F9). Hasil uji aktivitas imunostimulan pada kelinci menunjukkan bahwa isolate F5 mempunyai titer antiserum tertinggi (32), diikuti dengan fraksi F4 dan F8 (16); fraksi F2, F6 dan F9 (8) dan fraksi F1, F3 dan F7 (4) dan kontrol (4). Konsentrasi protein imunoglobulin antiserum kelinci yang tertinggi adalah yang diberi perlakuan isolate fraksi F5 hasil kromatografi kolom ekstrak etanol daun ranti hitam (Solanum blumei Ness exBlume) (58,85 ppm), diikuti dengan perlakuan isolate F8 (53,60 ppm), F4 (52,50 ppm), F6 (50,17 ppm), F9 (49,90 ppm), F2 (49,70 ppm), F3 (46,30 ppm), F7 (45,80 ppm), F1 (45,40 ppm) dan kontrol (44,50 ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolate fraksi F5 hasil kromatografi kolom ekstrak etanol daun ranti hitam (Solanum blumei Ness exBlume) mempunyai aktivitas imunostimulan tertinggi dibandingkan fraksi lain dan berpotensi bioaktif imunostimulan alami.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Additional Information: | 570 Sim p |
Keywords: | Imunostimulan; Daun; Tanaman obat; Kromatografi; Ranti hitam |
Subjects: | Q Science > QK Botany > QK640 Plant anatomy Q Science > QK Botany > QK710 Plant physiology Q Science > QR Microbiology > QR180 Immunology |
Divisions: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Biologi |
Depositing User: | Mrs Harly Christy Siagian |
Date Deposited: | 23 May 2016 04:46 |
Last Modified: | 02 Mar 2023 05:39 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/4806 |