Analisis Gerakan Keluarga Berencana Di Kelurahan Bah Sorma Kecamatan Siantarsitalasari Kota Pematangsiantar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Persepsi PUS dalam menjalankan program KB berdasarkan umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, dan kebudayaan/budaya di Kelurahan Bah Sorma, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar, (2) Gerakan KB di Kelurahan Bah Sorma, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar ditinjau dari kualitas pelayanan akseptor. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bah Sorma Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar tahun 2021. Adapun populasi pada penelitian ini adalah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 587 jiwa. Sampel ditetapkan 10% dari populasi dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh 86 jiwa serta sumber data dalam penelitian ini adalah 5 petugas kesehatan. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan angket, kemudian data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Persepsi PUS dalam menjalankan program keluarga berencana berdasarkan a) umur masuk dalam kategori baik (78%) artinya seluruh kelompok umur mulai 20-49 memiliki persepsi baik dalam menjalankan program KB, b) pekerjaan masuk dalam kategori baik (78%) dalam persepsi menjalankan program keluarga berencana, c) tingkat pendidikan masuk dalam kategori baik (78%) namun PUS dengan tingkat perguruan tinggi memilki persepsi sangat baik (84%), d) budaya/suku persepsi PUS masuk dalam kategori baik (79%) sehingga budaya/suku tidak mempengaruhi pola pikiran untuk menjalankan program KB. (2) Kualitas pelayanan KB di Keluruhan Bah Sorma masuk dalam kategori baik hal ini ditinjau dari a) pilihan metode kontrasepsi sudah tersedia dengan delapan alat kontrasepsi, b) kualitas pemberian informasi petugas masuk kategori baik dalam memberikan sosialisasimanfaat dari alat-alat kontrasepsi tersebutserta bagaimana cara pemakaian, harga dan efek samping apa yang akan ditimbulkan secara rutin dua kali pertemuan dalam seminggu, c) petugas memberikan pelayanansecara sistematis, d) masyarakat merasakan antusias dalam melaksanakan program KB, e) hubungan interpersonal petugas kesehatan dan masyarakat petugas baik, petugas memiliki sikap yang ramah tamah, terbuka, sopan santun yang baik, f) dalam pelayanan akseptor KBpetugas memiliki kendala dalam mekanisme pelayanan hal ini diakibatkan beberapa masyarakat yang tidak bersedia untuk menggunakan alat KB dikarenakan efek samping yang ditimbulakan.