Analisis Alur Tataniaga Komoditas Padi di Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui terkait Bagaimana Alur Tataniaga Komoditas Padi yang ada di Kecamatan Siabu dan Bagaimana Margin Tataniaga Komoditas Padi berdasarkan perubahan harga yang terjadi pada setiap tingkatan Lembaga Tataniaga Akibat yang ditimbulkan oleh Faktor Jarak Distribusi . Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Populasi dalam penelitian meliputi seluruh wilayah pertanian yang ada di Kecamatan tersebut, dengan tehnik Sampeling yang digunakan yakni Random Sampling sehingga Sampel Penelitian meliputi Kelurahan Siabu, Kelurahan Siamngambat dan Desa Muara Batang Gadis dengan informan sebanyak 10 Petani Padi, 3 Pengecer dan 2 Pedagang Besar serta 2 Agen dari setiap lokasi penelitian. Teknik Komunikasi Langsung dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam (in-depth interview)secara semi terstruktur. Kemudian data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalsis menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa : (1) Alur Tataniaga Komoditas Padi di Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal terdiri atas Lima Saluran, yaitu : Saluran Tingkat 0 (Nol), Saluran Tingkat 1 (Satu), Saluran Tingkat 2 (Dua) tipe A dan B, Saluran Tingkat 3 (Tiga) tipe A dan B, serta Saluran Tingkat 4 (Empat). Secara Kualitas dan Kuantitas Saluran Saluran Tingkat Nol merupakan Saluran yang Paling Pendek, Saluran Tingkat 3 (Tiga) B Merupakan Saluran dengan Volume Perdagangan Terbesar, Saluran Tingkat Empat merupakan saluran dengan keterlibatan Lembaga Tataniaga terbanyak. (2) Margin Tataniaga dalam Alur Tataniaga Komoditas Padi di Kecamatan Siabu Berdasarkan Jenis Saluran, dimana Saluran Tingkat Nol merupakan Saluran Tataniaga dengan Margin Tataniaga tertinggi yang diperoleh Petani pada Penjualan dalam bentuk Beras. Saluran Tingkat 1 (Satu) sampai dengan 4 (Empat) memberikan besaran Margin Tataniaga yang sama kepada Petani pada Penjualan dalam Bentuk Padi (Gabah). Sedangkan Berdasarkan Lembaga Tataniaga Tujuan Penjualannya, Penjualan Beras secara Langsung Kepada Konsumen tanpa melalui perantara Lembaga Tataniaga memberikan Margin Tataniaga tertinggi bagi Petani. Dan Berdasarkan Lokasi Tujuan Penjualan, Penjualan Padi (gabah) dan Beras pada Cakupan Dalam Desa/Kelurahan memberikan Margin Tataniaga Tertinggi Bagi Petani.