Umpasa Pada Adat Pemberian Nama (Tardidi) Suku Batak Toba Di Kecamatan Doloksanggul

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dan makna yang terkandung di dalam umpasa yang digunakan dalam adat pemberian nama (tardidi) Suku Batak Toba. Penelitian ini juga memberikan gambaran tentang adanya hubungan semiotik dengan umpasa. Sumber data pada penelitian ini adalah umpasa yang digunakan pada Adat Pemberian Nama (Tardidi) Suku Batak Toba dan salah satu masyarakat Batak Toba Di Kecamatan Doloksanggul. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan observasi yang menggunakan alat bantu pada acara Pemberian nama (tardidi) Batak Toba dan wawancara. Hasil penelitian yang di dapat yaitu, penggunaan umpasa pada acara adat Pemberian nama (tardidi) Batak Toba terdapat pada acara marsipanganon (makan bersama), mangulosi (penyematan ulos). Umpasa terdiri dari sajak empat baris (kuatren), tiap baris atas 2-3 suku kata yang saling bersajak silang satu dengan yang lain ( a/b/a/b atau a/a/a/a). Umpasa Batak Toba mengandung makna dan norma budaya yang menjadi pedoman masyarakat khususnya masyarakat Batak Toba dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Penggunaan umpasa pada acara adat Pemberian nama (tardidi) Batak Toba selalu memiliki makna-makna yang terkait dengan semiotik yaitu memiliki makna denotasi dan konotasi serta mitos (pesan). Makna yang terkandung dalam umpasa yaitu, menasehati, mendoakan, pengharapan, menunjukkan rasa kasih sayang yang disampaikan si penutur kepada si penerima umpasa terkhusus bagi sianak yang tardidi.