Prodi Antropologi Sosial. Program Pasca Sarjana. Universitas Negeri Medan. Perlawanan Perempuan Terhadap Kemiskinan (Studi Kasus Kelompok Perempuan di Kelurahan Lubuk Raya, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi)

Ideologi patriarki telah membuat relasi gender berjalan secara tidak adil. Perempuan selalu dinomorduakan serta dijauhkan dari akses dan kontrol terhadap sumberdaya. Tanpa akses dan kontrol terhadap sumber daya, perempuan akan berada dalam kemiskinan. Begitupun, kemiskinan dan berbagai ketidakadilan yang perempuan alami tidak lantas menjadikan mereka pasrah dan menerima keadaan. Sebaliknya, mereka terus berusaha untuk melawan dan keluar dari kemiskinannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a). Bentuk-bentuk strategi adaptasi yang dilakukan oleh perempuan di Lubuk Raya dalam menghadapi kemiskinan, b). Bentuk-bentuk strategi perlawanan yang dilakukan oleh perempuan di Lubuk Raya dalam melawan kemiskinan, c). Wadah perlawanan yang dipergunakan oleh perempuan di Lubuk Raya dalam melawan kemiskinan. Dengan menggunakan metode etnografi feminisme, penelitian ini akan: (1). Mendokumentasikan kehidupan dan aktivitas perempuan (women’s lives and activities), (2). Memahami pengalaman perempuan dari perspektif perempuan sendiri (women’s point of view), dan (3). Mengkonseptualisasikan perilaku perempuan (conceptualise women’s behaviour) sebagai ekspresi mereka dalam konteks sosial. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik partisipatif seperti wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, dan pengamatan. Adapun yang menjadi informan adalah perempuan miskin yang tergabung dalam kelompok perempuan Lubuk Raya. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk strategi adaptasi yang dilakukan perempuan miskin di kelurahan Lubuk Raya adalah dengan; (1). Memanfaatkan asset, (2). Memanfaatkan modal sosial, (3). Berhutang pada rentenir, dan (4). Diversifikasi pekerjaan. Tidak cukup sampai di situ perempuan miskin Lubuk Raya juga melakukan perlawanan dengan; (1). Meningkatan kapasitas, (2). Berpartisipasi dalam pembangunan, serta (3). Membentuk lembaga keuangan perempuan. Perlawanan tersebut mereka lakukan secara terbuka melalui wujud organisasi perempuan. Melalui organisasi ini secara sadar mereka telah berkumpul dan berupaya untuk keluar dari kemiskinannya. Dengan demikian organisasi perempuan bukan sekedar wadah perempuan miskin untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama, lebih dari itu organisasi adalah tempat pembelajaran sekaligus meningkatkan kemampuan ekonomi perempuan.