PEMBUATAN PESTISIDA NABATI MENGGUNAKAN LIMBAH TANAMAN DENGAN CAMPURAN PUNTUNG ROKOK

Penggunaan pestisida di Indonesia dewasa ini sudah mencapai tingkat yang meng-khawatirkan. Penggunan pestisida kimia merupakan sarana pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang paling banyak digunakan oleh petani di Indonesia (95,29%) karena dianggap efektif, mudah digunakan dan secara ekonomi menguntungkan. Prospek penggunaan pestisida nabati di Indonesia sangat baik karena beberapa hal yang mendukung pemanfaatannya, yaitu keanekaragaman hayati yang melimpah, kondisi sosial ekonomi, kemudahan penggunaan khususnya untuk digunakan sendiri. Pembuatan Biopestisida ini memiliki tujuan yang sangat penting pada sistem pertumbuhan tanaman juga pada lingkungan, yaitu : Memanfaatkan limbah tanaman seperti daun papaya juga kulit jeruk nipis, Memanfaatkan limbah punting rokok sebagai pestisida alam, dan Menjaga ekosistem tumbuhan dari hama tumbuhan. ulat bulu tanaman hias ditaruh diatas wadah/piring pada setiap perlakuan, kemudian disemprot dengan ekstrak daun papaya, ekstrak kulit buah jeruk nipis dan ekstrak campuran dari daun papaya dengan kulit buah jeruk nipis. Perlakuan diulang sebanyak 6 kali dan hasilnya dibandingkan dengan ulut bulu tanaman hias yang disemprot dengan air suling sebagai control. Kemudian diamati banyaknya ulat bulu yang mati dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya kematian pada ulat bulu. Hasil: ulat bulu yang disemprot dengan pestisida nabati ini mati dan semut rangrang tidak lagi bersarang pada tumbuhan ditempat tinggalnya. Kesimpulan : campuran ekstrak daun papaya dan ekstrak kulit jeruk nipis dengan tambahan ekstrak nikotin pada puntung rokok dapat membuat Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti ulat bulu dan semut api rangrang menurun secara drastis.