Siahaan, Panesa (2020) Ketidaksetaraan Gender Dalam Konstruksi Nilai Budaya Etnis Batak Toba Terhadap Laki-Laki Untuk Mempersiapkan Perkawinan Di Desa Sialang Buah. Undergraduate thesis, UNIMED.
1. NIM. 3163122026 COVER.pdf - Published Version
Download (139kB) | Preview
2. NIM. 3163122026 APPROVAL SHEET.pdf - Published Version
Download (695kB) | Preview
3. NIM. 3163122026 ABSTRACT.pdf - Published Version
Download (114kB) | Preview
4. NIM. 3163122026 PREFACE.pdf - Published Version
Download (194kB) | Preview
5. NIM. 3163122026 TABLE OF CONTENT.pdf - Published Version
Download (265kB) | Preview
6. NIM. 3163122026 CHAPTER I.pdf - Published Version
Download (346kB) | Preview
10. NIM. 3163122026 CHAPTER V.pdf - Published Version
Download (169kB) | Preview
11. NIM. 3163122026 BIBLIOGRAPHY.pdf - Published Version
Download (168kB) | Preview
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji adanya ketidaksetaraan gender dalam konstruksi nilai budaya etnis Batak Toba terhadap laki-laki untuk mempersiapkan perkawinan di Desa Sialang Buah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian yang didapatkan dari lapangan adalah sebagai berikut: 1) Nilai budaya hamoraon (kekayaan), hagabeon (banyak keturunan atau anak) dan hasangapon (kehormatan) merupakan salah satu nilai budaya yang terdapat pada etnis Batak Toba yang berkaitan dengan perkawinan khusunya pada etnis Batak Toba di Desa Sialang Buah. Dimana di desa tersebut terdapat konstruksi nilai budaya hamoraon (kekayaan), hagabeon (banyak keturunan atau anak) dan hasangapon (kehormatan) yang menyatakan bahwa upacara perkawinan yang ideal adalah upacara perkawinan yang sesuai dengan makna nilai budaya yang ada. 2) Laki-laki etnis Batak Toba di Desa Sialang Buah tidak menikah pada usia yang relatif muda karena mereka memerlukan waktu dalam mencapai nilai budaya hamoraon (kekayaan), hagabeon (banyak keturunan atau anak) dan hasangapon (kehormatan) agar mampu mempersiapkan perkawinan yang sesuai dengan nilai budaya yang ada. Sementara itu, perempuan tidak perlu mempersiapkan sinamot, biaya adat serta rumah jika akan melaksanakan perkawinan sebagaimana yang dilakukan oleh laki-laki Etnis Batak Toba di desa tersebut. 3) Dalam budaya patriarki sekalipun, laki-laki etnis Batak Toba juga mengalami ketidaksetaraan gender karena adanya penekanan nilai budaya yang lebih dominan khususnya dalam hal mempersiapkan perkawinan yang sesuai dengan nilai budaya yang ada.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | 2020-ANTRO-011 |
Keywords: | Ketidaksetaraan Gender; Nilai Budaya; dan Perkawinan |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN301 Ethnology. Social and cultural anthropology G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN357 Culture and cultural processes G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > GN537 Ethnic groups and races |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Antropologi |
Depositing User: | Mrs Catur Dedek Khadijah |
Date Deposited: | 22 Jun 2021 10:22 |
Last Modified: | 22 Jun 2021 10:22 |
URI: | https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/42632 |