Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi Pemulung Di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak keberadaan TPA Terjun terhadap keadaan sosial yang ditinjau dari pendidikan, kesehatan dan kualitas rumah pemulung dan terhadap ekonomi pemulung yang ditinjau dari pendapatan di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Sumatera Utara.
Penelitian ini dilaksanakan di TPA Terjun yang terletak di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh pemulung yang bekerja di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan yang berjumlah sebanyak 300 orang dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang dan tidak terkait hubungan rumahtangga pemulung. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik wawancara dan dokumentasi. Sementara teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mendeskripsikan keadaan sosial ekonomi pemulung yang terdiri dari pendidikan anak pemulung, kesehatan, pendapatan dan kualitas tempat tinggal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dampak keberadaan TPA Terjun terhadap keadaan sosial yang ditinjau dari (a) Pendidikan, Pendidikan terakhir pemulung yang bekerja di TPA Terjun tergolong rendah. 40% (12 orang) pemulung berada pada jenjang pendidikan terakhir SMP (Sekolah Menengah Pertama). Rendahnya pendidikan terakhir yang diterima mendorong responden untuk menyekolahkan anaknya melebihi dari yang diterima. Menunjukkan 60% (39 orang dari 65 orang anak pemulung yang sudah tamat sekolah) pendidikan anak-anak pemulung berada pada jenjang pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) dan 14 % (9 orang) anak pemulung berada pada jenjang Perguruan Tinggi. (b) Kesehatan, Kondisi lingkungan tempat kerja yang tidak baik menyebabkan pemulung yang bekerja di TPA Terjun mengalami beberapa penyakit yang sebelumnya tidak dialami. Menunjukkan 73 % (16 orang) pemulung mengalami penyakit yang berhubungan dengan sistem pernafasan yaitu batuk dan sesak nafas. (c) Keadaan Rumah Pemulung, Responden yang bekerja sebagai pemulung di TPA Terjun 80 % (24 orang) memiliki rumah dengan keadaan semi permanen. Keadaan lingkungan tempat tinggal pemulung dipengaruhi oleh jauh tidaknya jarak rumah pemulung dengan TPA Terjun sebagai tempat bekerja. Keadaan lingkungan rumah pemulung yang berdomisili didalam Kelurahan Paya Pasir kurang baik dikarenakan dekat dengan TPA. (2) Keberadaan TPA Terjun dijadikan sebagai tempat mata pencaharian (sumber pendapatan) mengingat sedikitnya lapangan pekerjaan dilapangan. Penghasilan yang diperoleh tersebut memberikan kontribusi sebesar 43 % (13 orang) terhadap pendapatan rumah tangga pemulung pertiap bulannya.