Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep dan berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa SMA Angkasa Lanud Soewondo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) tingkat kemampuan Pemahaman Konsepdan berpikir kreatif matematis siswa yang dibelajarkan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah; 2) deskripsi proses jawaban siswa dalam pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah; 3) kesulitan proses Pemahaman Konsep dan berpikir kreatif matematis siswa yang dibelajarkan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah; 4) aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Instrumen penelitian ini adalah tes kemampuan Pemahaman Konsep dan berpikir kreatif matematis siswa, lembar observasi aktivitas aktif siswa, pedoman wawancara. Perangkat pembelajaran yang disiapkan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Buku Siswa (BS) dan lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa: tingkat kemampuan pemahaman konsep dari 21 siswa dengan kemampuan ‘sangat rendah’ sebanyak 1 siswa (4,78%), Kategori ‘rendah’ sebanyak 3 siswa (14,28%), Kategori ‘sedang’ sebanyak 11 siswa (52,38%),Kategori “tinggi” sebanyak 5 siswa (23,80%) Kategori ‘sangat tinggi’ sebanyak 1 siswa (4,78%). Tingkat berpikir kreatif matematis dari 21 orang siswa dengan kemampuan berpikir kreatif ‘sangat rendah’ sebanyak 3 siswa (14,28%) , kemampuan berpikir kreatif ‘rendah’ sebanyak 3 siswa (14,28%), kemampuan berpikir kreatif ‘sedang’ sebanyak 9 siswa (42,85%), kemampuan berpikir kreatif ‘tinggi’ sebanyak 4 siswa (19,04%), dan kemampuan berpikir kreatif ‘sangat tinggi’ sebanyak 2 siswa (9,52%); analisis kesulitan proses pemahaman konsep dan berpikir kreatif matematis penelitian ini adalah kesulitan dalam menerapkan prinsip dan menyelesaikan masalah verbal bersamaan dengan kekurangmampuan merinci pemecahan masalah yang ditandai dengan adanya kesulitan prinsip dan prosedur yang meliputi ketidakmampuan merencanakan penyelesaian; ketidakmampuan melakukan kegiatan penemuan; ketidakmampuan mengabstraksikan pola-pola, ketidakmampuan mengutarakan artinya dan tidak dapat menerapkan prinsip. Di samping itu juga, adanya ketidakmampuan memberikan banyak ide, ketidakmampuan menyelesaikan masalah dari sudut pandang yang berbeda, ketidakmampuan menyelesaikan masalah dengan cara sendiri, dan ketidakmampuan mengembangkan atau merinci secara detil suatu situasi; keseluruhan prosentase aktivitas aktif siswa sudah berada pada interval toleransi waktu ideal yang ditetapkan sehingga pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah khususnya dalam proses pemahaman konsep dan berpikir kreatif matematis memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi berbagai macam jawaban maupun cara penyelesaian.