Peran dan Teknik Soal Berbasis Hots pada Kompetensi Dasar Meneladani Nilai Kehidupan dalam Cerita Pendek

Adanya penyempurnaan pada standar penilaian, dengan mengadaptasi secara bertahap model-model penilaian standar internasional, maka kurikulum 2013 yang diterapkan oleh pemerintah sejak tahun ajaran 2014/2015 memberlakukan sistem penilaian berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau dikenal dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi karena berpikir tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran khususnya materi kesastraan. Materi kesastraan yang termasuk ke dalam genre pembelajaran bahasa selain kebahasaan dan literasi memiliki keunikan tersendiri. Baik ditinjau dari aspek cakupan materi, model dan media pembelajaran hingga tahap penilaian. Pada materi kesastraan dikembangkan budaya membaca dan menulis secara terpadu. Sehingga peserta didik akan melatih kemampuan berpikirnya jauh lebih luas dan lebih dalam. Sebab dalam pemahaman materi kesastraan ini khususnya cerpen tersaji beragam cerita yang sarat nilai dan pesan untuk bisa pahami sebagai bekal kehidupan di masa yang akan datang. Menyadari hal itu, maka penulis akan mengulas tetang peran guru sebagai fasilitator pembelajaran yang diharapkan dapat mewadahi kreativitas peserta didik untuk memahami nilai-nilai kehidupan di dalam cerpen. Selain itu pada BAB II Pembahasan di makalah ini disajikan teknik penyusunan soal berbasis HOTS dimulai dengan menelaah Kompetensi Dasar, mengetahui Kata Kerja Operasional KKO yang masuk kriteria HOTS, menyusun kisi-kisi, indikator soal, membuat stimulus berbasis kearifan lokal dan menyusun jenis soal menggunakan kartu soal serta pedoman penskorannya. Maka penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para guru dalam penyusunan soal berbasis HOTS.