RITUAL PADA MAKAM DATUK DARAH PUTIH DI KELURAHAN AUR KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN

Penelitian ini pada dasarnya berkaitan dengan ritual yang dilakukan masyarakat
pada salah satu makam keramat yang ada di Kota Medan, yakni makam Datuk
Darah Putih yang juga dipercaya memiliki suatu kekuatan gaib. Adapun
kepercayaan masyarakat sendiri yang dilakukan melalui cara ritual terhadap
makam ini telah memberikan pemahaman bahwasanya ada hal-hal yang tidak
mampu dijawab oleh manusia, jika datang ke makam ini maka dijawab oleh
sesuatu yang keramat bersifat gaib. Kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan
makam Datuk Darah Putih ini pun dapat dilakukan dengan cara : (1) latar
belakang masyarakat melakukan ritual di makam Datuk Darah Putih, (2) tata cara
ritual yang dilakukan di makam Datuk Darah Putih, (3) makna dari ritual yang
dilakukan di makam Datuk Darah Putih. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif melalui pendekatan fenomenologi.
Pendekatan fenomenologi ini dipakai agar dapat mengungkap realitas nyata yang
terjadi dengan cara emic view. Informan pada penelitian ini, yakni penjaga
sekaligus penjual sesaji, pemandu sekaligus penjaga makam, pengunjung
sekaligus pekerja di makam, dan para pengunjung yang datang dari latar belakang
yang beragam. Hasil penelitian diperoleh bahwasanya makam ini merupakan
tempat keramat yang diharapkan dapat mengabulkan segala macam bentuk
keinginan dan permintaan sebagaimana penuturan para
pengunjung/penjaga/pemandu/pekerja. Latar belakang pengunjung melakukan
ritual, yaitu: (1) emosi keagamaan; (2) adanya konsep tawasul; (4) dimudahkan
dalam pengurusan passport di kantor imigrasi; (5) meminta keselamatan untuk
seluruh keluarga pengunjung; (6) diberi kelancaran dalam hal pendidikan anak;
(7) segera diberikan keturunan; (8) ditambahkan dan dilancarkan terus rezekinya;
(9) diselamatkan dalam berkendara; (10) agar usaha yang dibangun terus maju dan
selalu mendapat keberkahan; (11) tidak ada orang yang menganggu usaha
pengunjung; (12) untuk berobat; (13) wujud penghormatan kepada leluhur; dan
(14) adanya rasa penasaran di mana semuanya merupakan wujud dari rasa takut
yang berlebihan hingga melakukan ritual di tempat ini agar ketentraman jiwanya
tercapai. Tata cara ritual yang dilakukan di makam ini merupakan bagian dari
sistem keagamaan yang terdiri dari tempat ritual, prosesi ritual, dan benda-benda
ritual yang mana ketiga kompenen ini dibedakan berdasarkan tiga etnis yang
datang ke makam ini, yakni Tionghoa, Tamil, dan Jawa. Makna ritual ini sendiri
ialah sebagai wujud penghormatan kepada roh-roh leluhur yang ada di makam ini
karena dipercaya dapat memberikan segala yang dibutuhkan manusia.