ANALISIS MORFOLOGI SUNGAI LAU BORUS TAHUN 2019 PASCA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI KABUPATEN KARO

Aliran lahar dingin akibat Erupsi Gunungapi Sinabung yang memasuki Daerah Aliran Sungai Lau Borus mengakibatkan adanya perubahan morfologi dan karakteristik Sungai Lau Borus. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui morfologi sungai dan karakteristik Sungai Lau Borus setelah di aliri lahar dingin pasca Erupsi Gunungpi Sinabung Tahun 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah aliran Sungai Lau Borus, Kabupaten Karo. Metode penelitian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik observasi dan studi Dokumenter. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dan kuliatatif. Berdasarkan hasil pengukuran lapangan kondisi morfologi Sungai Lau Borus setelah di aliri lahar dingin pasca erupsi Gunungapi Sinabung tahun 2019 menunjukkan bahwa terdapat perubahan morfologi Sungai Lau Borus. Debit aliran sungai pada bagian hulu berkisar pada 1,1 m3/s - 2,9 m3/s, bagian tengah sungai 1,1 m3/s - 2,6 m3/s, dan bagian hilir sungai 1,1 m3/s – 4,3 m3/s. Lebar tebing sebelah kanan berkisar antara 0,4 m – 6,1 m. Lebar tebing bagian kiri ialah 0,4 m – 4,6 m. Tinggi Tebing sebelah kanan ialah 1,4 m – 7,9 m. Tinggi tebing sebelah kiri ialah 0,8 m -10 m. Lebar sungai ialah 5,2 m -14,3 m. Kemiringan sungai 31,2% dari hulu hingga hilir sungai dengan panjang sungai 25,1 Km. Karakteristik Sungai Lau Borus pasca erupsi Gunungapi Sinabung (2019) menimbulkan dampak terhadap morfologi sungai Lau Borus. Bagian hulu sungai yang berada di Desa Kuta Gugung tidak mengalami perubahan morfologi dikarenakan tidak teralari oleh lahar dingin Gunungapi Sinabung. Bagian tengah sungai yang berda di Desa Rimokayu terkena dampak lahar dingin yang menyebabkan tumpukan sedimen dibgian tengah sungai, serta aliran sungai tidak deras karena area yang relatif landau. Bagian hilir sungai juga mengalami sedimentasi material dan mengubah kondisi fisik air akibat arus lahar dingin Gunungapi Sinabung.