ANALISIS SPASIAL GEOGRAFI DAN MAXIMUM ENTROPY UNTUK MENENTUKAN ZONA KONSERVASI in Situ PADA ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium DC.) DI SUMATERA UTARA

Harsono, Tri and Kurniawan, Achmad Sulu and Prakasa, Hary and Syahfitri, Darmianti and Husna, Fadhilatul and Prasetya, Eko (2016) ANALISIS SPASIAL GEOGRAFI DAN MAXIMUM ENTROPY UNTUK MENENTUKAN ZONA KONSERVASI in Situ PADA ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium DC.) DI SUMATERA UTARA. In: Seminar Nasional Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI), 20 Jul 2016, Pekanbaru.

[thumbnail of Fulltext.pdf]
Preview
Text
Fulltext.pdf - Published Version

Download (677kB) | Preview
[thumbnail of Reviewer.pdf]
Preview
Text
Reviewer.pdf - Published Version

Download (291kB) | Preview

Abstract

Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) merupakan jenis dari famili Rutaceae yang tersebar luas di wilayah Sumatera Utara, Indonesia. Andaliman digunakan dalam bumbu masakan khas tradisional suku Batak, Sumatera Utara. Andaliman memiliki daya dan persentase perkecambahan yang rendah serta waktu berkecambah yang panjang. Andaliman termasuk tanaman endemik kawasan sekitar danau Toba yang memiliki prioritas untuk dikonservasi dalam program Global Network of National Geoparks kaldera Toba oleh UNESCO. Andaliman hanya dapat tumbuh dengan baik jika berada di habitat aslinya. Berkurangnya luas hutan di Sumatera Utara akibat illegal logging serta perubahan fungsi hutan menjadi hutan produksi dan berkebunan berperan serta mengancam eksistensi andaliman di Sumatera Utara. Berdasarkan karakteristik habitat andaliman, strategi konservasi yang sesuai adalah konservasi in situ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis wilayah konservasi in situ menggunakan analisis spasial geografi dan maximum entropy untuk menentukan wilayah dengan kesesuaian paling tinggi karakteristik habitat andaliman. Hasil eksplorasi lapangan diperoleh 114 aksesi dari 6 Kabupaten dan 13 kecamatan di Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa andaliman tersebar luas di kawasan sekitar danau Toba. Andaliman tersebar pada kabupaten Simalungun, Dairi, Humbang Hasudutan, Samosir, Toba Samosir, dan Karo. Andaliman sebagian besar menempati wilayah dengan ketinggian/elevasi 1500-2000 meter dengan curah hujan antara 2000-2500 mm/tahun. Andaliman menempati habitat yang sempit mencakup 6 jenis tutupan lahan yaitu lahan pertanian lahan kering, tanah terbuka, pemukiman, hutan lahan kering sekunder, sawah, dan semak belukar. Sebagian besar (90 aksesi) ditemukan pada wilayah pertanian lahan kering. Sebagian besar andaliman ditemukan pada jenis tanah acrisols dan sebagian kecil pada tanah orthic podzols, cambisols, dan ferrasols. Hasil analisis maximum
entropy menunjukkan bahwa zona konservasi in situ berada pada wilayah kawasan sekitar danau Toba dengan elevasi berkontribusi sebesar 55,9%, curah hujan sebesar 9,5%, iklim dengan curah hujan tertinggi sebesar 5% dan kemiringan lereng sebesar 2,6% terhadap habitat andaliman. Model yang diprediksi berdasarkan model MaxEnt pada wilayah kehadiran menunjukkan nilai yang sangat baik (AUC = 0,977).

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Keywords: Andaliman; Konservasi; Spasial; Maximun entropy
Subjects: Q Science > QH Natural history > QH301 Biology
Q Science > QK Botany
Q Science > QK Botany > QK900 Plant ecology
Depositing User: Mrs Harly Christy Siagian
Date Deposited: 12 Apr 2019 05:00
Last Modified: 12 Apr 2019 05:01
URI: https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/35296

Actions (login required)

View Item
View Item