ANALISIS MISKONSEPSI SISWA TERHADAP SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA DI KELAS XI SMA SWASTA SUB RAYON 04 MEDAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar persentase miskonsepsi siswa terhadap materi sistem peredaran darah pada SMA Sub Rayon 04 Medan dan Konsep apa saja dalam materi Sistem Peredaran Darah Manusia yang sering terjadi miskonsepsi pada siswa SMA sub Rayon 04 Medan. Penelitian ini dilakukan di beberapa SMA Swasta Sub Rayon 04 Medan, yaitu SMA Swasta Panca Budi, SMA Swasta Amir Hamzah. SMA Swasta Kalam Kudus dan SMA Swasta Mardi Lestari. Penelitian ini melibatkan 160 orang siswa yang diperoleh satu kelas dari setiap sekolah.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMA Swasta yang berada di lingkungan Sub Rayon 04 Medan dan sampel dari penelitian dipilih 4 SMA Swasta, yaitu SMA Swasta Panca Budi, SMA Swasta Amir Hamzah, SMA Swasta Kalam Kudus dan SMA Swasta Mardi Lestari. Pada setiap sekolah diambil satu kelas untuk diberikan tes diagnostik dua dimensi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik dua dimensi terkait dengan materi sistem peredaran darah manusia dengan jumlah 25 butir soal.Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian dari sebaran tes diagnostik diperoleh besar persentase miskonsepsi pada konsep komponen darah sebesar 56%, konsep mekanisme pembekuan darah sebesar 23%, konsep golongan darah sebesar 22%, konsep jantung sebesar 56%, konsep sistem pembuluh darah sebesar 43%, konsep sistem peredaran darah sebesar 74%, konsep sistem limfatik sebesar 50% dan konsep kelainan dan penyakit sebesar 30%. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditemukan konsep yang paling rentan terhadap miskonsepsi pada materi sistem peredaran darah manusia (74%), diikuti dengan konsep komponen darah (56%) dan konsep jantung (56%). Demikian juga dengan sekolah yang mengalami miskonsepsi paling tinggi adalah SMAHasil penelitian ini menyarankan kepada seluruh guru biologi hendaknya mampu membantu siswa dan selalu berupaya untuk meningkatkan pemahaman siswa akan sebuah konsep dengan baik, sehingga terhindar dari miskonsepsi, begitu juga dengan siswa agar belajar dengan giat dan banyak menyelesaikan soal-soal agar tidak terjadi miskonsepsi, dan siswa tidak hanya menghapal konsep tersebut, tetapi juga memahami konsep dengan baik.