PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PADANG SIDIMPUAN

Penelitian ini berfokus pada rendahnya hasil pembelajanm matematika dalam aspek pemecahan masalah, komunikasi matemati3 dan aktivitas siswa dalan1 belajar matematika yang rendah, respon terhadap kegiatm pembd!Yaran matematilra masih rendah serta pembelajaran yang diterapkan selama ini belwn tcpttt. Oleh kareua itu diperlukan suatu upayayang memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan pemecahan masalah dan komunikasi matematis. Salah satu upaya adalah menerapken pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.Penelitian ini termasuk tindakan kelas yang di.fakukan pada SMP Negeri 5 Padangsidimpuan dengan subjek penelitian adaleh kelas VII-1 yang berjumlah 40 siswa. Dipilihnya sekolah tersebut berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dilakukan dan ditemukan tingkat kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah serta peneliti berasumsi bahwa siswa-siswi SMP Negeri 5 Padangsidimpuan kelas VII-I, masih memiliki taraf berpikir operasi formal (Piaget) sehingga memampukan mereka memecahkan masalah dau komunikasi matematis, sehingga perlu penelitian tindakau khusus dengan strategi-strategi tertentu. Penelitian ini dikembangkan menggunakan buku guru, buku siswa, LAS serta intrumen yang terdiri dari tes pemecahan masalah dan tes kemampuan komunikasi matematis. Sebelum tes digunakan sebagai alat pengumpul data maka terlebih dulu tes tersebut diujicobakan ke kelas lain yang bukan subjek penelitian, tujuannya agar item tes yang digunakan benar-benar sahih untuk menjaring data yang dibutuhkan. Hasil validasi terhadap perangkat dan intrumen dalam kategori (Dapat digunakan tanpa revisi) dan hasil uji coba instrumen tes memiliki validitas 0,73 atau tinggi, reliabilitas 0,64 atau cukup, daya pembeda. 3,64 atau baik dan tingkat kesukaran 61,11% kategori sedang. Penelitian terdiri 2 siklus dan tes diberikan pada setiap akhir siklus.Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I belum menunjukkan hasil yang optimal oleh karena itu dilakukan siklus II. Pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan antara lain: (1) persentase kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus I adalah 47,5% meningkat menjadi 80% pada siklus II ; (2) persentase kemampuan komunikasi matematis siswa pada siklus I adalah 50% meningkat menjadi 85% pada siklus II ; (3) kadar aktivitas aktif siswa pada siklus I terdapat 3 (tiga) meningkat menjadi 4 (empat) dari 7 kategori aktivitas aktif siswa ; (4) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, pada tindakan siklus I cukup baik (nilai 3